Bisnis.com, Jakarta — Belasan Pengemudi ojek online (ojol) membantu ratusan demonstran yang terluka dan terkena gas air mata dengan cara memboncengnya ke ambulans.
Berdasarkan pantauan Bisnis di lokasi saat ini, ambulans masih belum bisa masuk ke barikade demonstran yang memadati ruas Jalan Pejompongan, Jakarta Pusat. Selain itu, jumlah ambulans yang ada di wilayah Pejompongan juga terbatas.
Salah satu pengemudi ojek online, Hasan mengaku kasihan dengan demonstran yang masih berusia muda dan terkena gas air mata. Maka dari itu, Hasan bersama teman lainnya berinisiatif membonceng pendemo yang terluka ke ambulans terdekat.
"Saya kasihan lihat mereka bang, makanya ini saya sama temen-temen bawa mereka ke ambulans terdekat," tuturnya kepada Bisnis di Jakarta, Senin (25/8).
Tidak hanya membantu dengan cara membonceng demonstran terluka, tetapi Hasan dan teman-teman ojek lainnya juga membawa air putih yang dimasukan ke dalam spray untuk menyemprot mata para demonstran.
"Ini saya siapin buat yang matanya perih bang," katanya.
Baca Juga
Berdasarkan pantauan Bisnis, beberapa pendemo yang terluka dan terkena gas air mata langsung dibantu oleh belasan ojek online dan memberikan tumpangan gratis ke ambulans terdekat.
Ratusan demonstran mulai membakar ban, kayu dan sampah di depan Gedung BNI di Jalan Pejompongan, Jakarta Pusat.
Berdasarkan pantauan Bisnis di lokasi pada pukul 19.30 WIB, para demonstran masih tetap bertahan meskipun sudah melewati jam penyampaian aspirasi yaitu pukul 18.00 WIB. Bahkan, ada beberapa pendemo yang mulai membakar ban, kayu dan sampah lainnya di depan Gedung BNI Pejompongan.
Tidak hanya itu, massa yang sebelumnya mulai membubarkan diri satu per satu juga kembali memadati jalan di depan Gedung BNI Pejompongan.
Bahkan, dari ratusan massa tersebut, ada beberapa orang yang membawa kayu yang sudah terbakar api untuk dilemparkan ke barikade Polisi.
Beberapa pendemo terlihat mulai kelelahan dan meminta-minta air kepada pengendara motor dan warga yang merangsek masuk ke arena pertarungan untuk melintas.
Polisi sendiri sampai saat ini memilih untuk bertahan dan tidak melepaskan tembakan air mata ke arah demonstran. Sementara itu, para pendemo terus memancing Polisi dengan menembakkan petasan serta batu.
Sementara itu, massa berseragam sekolah (STM dan SMA) memilih tetap bertahan melawan Polisi di Jalan Pejompongan, meskipun jam penyampaian pendapat sudah selesai.