Bisnis.com, JAKARTA - Komisi Hak Asasi Manusia (HAM) Inter-Amerika mengutuk pembunuhan politisi di Ekuador dan menyerukan diakhirinya pertumpahan darah.
Komisi itu mendesak pemerintah Ekuador untuk menyelidiki lebih dalam dan memperkuat langkah untuk mencegah kekerasan politik.
Adapun penembakan terbaru terjadi di luar kota pesisir Esmeraldas, di mana seorang pemimpin lokal untuk gerakan revolusi warga sayap kiri Pedro Briones ditembak mati di luar rumahnya di pedesaan paroki San Mateo.
Melansir Aljazeera, dilaporkan terdapat 2 orang tersangka mendekati Briones dengan sepeda motor, dan menembak lehernya. Dia dinyatakan meninggal dunia di rumah sakit terdekat.
Pedro Briones berasal dari partai politik yang sama dengan calon presiden Luisa González.
Setelah kematiannya, González dan para pemimpin partai lainnya turun ke media sosial untuk mengingatkan penyelenggara politik.
Baca Juga
Ekuador akan mengadakan pemilihan umum (pemilu) untuk menggantikan posisi Presiden Guillermo Lasso setelah membubarkan Majelis Nasional dan mengakhiri masa kepresidenannya. Pemilu Ekuador digelar pada 20 Agustus 2023.
Ekuador baru-baru ini mengalami lonjakan pembunuhan dan kejahatan narkoba, karena kartel narkoba semakin memanfaatkan lokasi utama Ekuador, yang berada di pantai antara daerah penghasil kokain di Peru dan Kolombia.
“Ekuador sedang menjalani era paling berdarahnya. Ini pengabaian total pemerintah yang tidak kompeten dan negara yang diambil alih oleh mafia," tulis González di X, sebelumnya dikenal sebagai Twitter.
Dia menyerukan dan mendesak perubahan, dan menjanjikan melawan kejahatan tersebut.
Seperti diketahui, sebelumnya kandidat Presiden Ekuador Fernando Villavicencio, seorang pengkritik korupsi dan kejahatan terorganisir, juga telah tewas saat acara kampanye di Quito utara, pada Rabu (9/8/2023) malam.
Villavicencio dilaporkan ditembak. Kantor jaksa agung mengatakan seorang tersangka dalam kejahatan itu turut tewas, karena luka yang dideritanya dalam baku tembak.
Terlihat dari video yang beredar di media sosial, tampak orang-orang berlindung dan berteriak saat mendengar suara tembakan.
Presiden Ekuador Guillermo Lasso di platform X mengatakan bahwa dia tidak akan tinggal diam atas kejahatan tersebut.