Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pesan JK ke Cak Imin Soal Wacana Koalisi Besar Pilpres 2024

JK menilai koalisi besar sulit dijalani karena tidak mudah untuk membuat berbagai partai politik bersatu untuk mendukung satu calon saja.
Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar dan Ridwan Kamil di gedung DPP PKB Jakarta, Rabu (4/7)./JIBI-M Ridwan
Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar dan Ridwan Kamil di gedung DPP PKB Jakarta, Rabu (4/7)./JIBI-M Ridwan

Bisnis.com, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar alias Cak Imin mengunjungi mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, untuk berbicara terkait Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 dan wacana pembentukan koalisi besar.

Pria yang dikenal dengan sebutan Cak Imin ini mengatakan pembentukan koalisi besar tersebut terus diusahakan. Dia secara eksplisit meminta nasihat kepada berbagai tokoh politik merupakan salah satu upaya dalam mengejawantahkan rencana tersebut. 

"Koalisi besar memang terus diusahakan, meskipun tidak mudah dan bahkan menurut pak JK sulit terjadi, tapi namannya juga usaha siapa tahu gitu," ujarnya di kediaman JK, dikutip dari siaran pers, Minggu (7/5/2023).

Pada kesempatan yang sama, JK langsung memberikan tanggapannya terkait dengan pembentukan koalisi besar partai politik pada Pilpres 2024. Mantan Ketua Umum Partai Golkar itu, wacana tersebut merupakan ide yang baik.

Namun demikian, dia menilai hal tersebut bakal sulit dijalani karena tidak mudah untuk membuat berbagai partai politik bersatu untuk mendukung satu calon saja.

"Ini namanya Pemilu, kalau calonnya cuma satu atau dua itu tidak dibenarkan. Dalam sejarah di indonesia tidak pernah terjadi, minimal tiga. Demokrasi berjalan, tidak bisa dipaksakan. Kepentingannya berbeda," ucapnya.

Di sisi lain, JK yang sempat mendampingi Presiden Joko Widodo selama 2014-2019, meminta agar Kepala Negara tidak banyak mencampuri urusan politik jelang akhir jabatan. Khususnya, soal Pemilu 2024. 

Jokowi diminta untuk mengikuti langkah pendahulunya seperti mantan Presiden Megawati Soekarnoputri dan Susilo Bambang Yudhoyono. 

"Menurut saya, Presiden seharusnya seperti Ibu Mega, SBY, itu akan berakhir maka tidak terlalu jauh melibatkan diri dalam suka atau tidak suka dalam perpolitikan. Supaya lebih demokratis lah," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dany Saputra
Editor : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper