Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ratusan Pengungsi Sudan Melarikan Diri ke Gedaref, Cari Perlindungan

Sekitar 300 orang dari Khartoum melarikan diri ke Gedaref untuk mencari perlindungan atas pertempuran yang terjadi di Sudan.
Ratusan Pengungsi Sudan Melarikan Diri ke Gedaref, Cari Perlindungan. Citra satelit menunjukkan gedung-gedung yang terbakar dan patroli militer di timur laut Bandara Internasional Khartoum di Khartoum, Sudan, 17 April 2023. Maxar Technologies/Handout melalui REUTERS.
Ratusan Pengungsi Sudan Melarikan Diri ke Gedaref, Cari Perlindungan. Citra satelit menunjukkan gedung-gedung yang terbakar dan patroli militer di timur laut Bandara Internasional Khartoum di Khartoum, Sudan, 17 April 2023. Maxar Technologies/Handout melalui REUTERS.

Bisnis.com, JAKARTA - Dewan Pengungsi Norwegia (NRC) mengatakan bahwa sekitar 300 orang dari Khartoum telah tiba di kota tenggara Gedaref dalam upaya melarikan diri dari pertempuran di Sudan. Para pengungsi yang melarikan diri tersebut, banyak di antaranya adalah wanita dan anak-anak. 

Koordinator komunikasi NRC di Gedaref Ahmed Omer mengatakan bahwa ratusan orang itu berusaha mempersiapkan bekal sebelum melanjutkan perjalanan. 

“Mereka berusaha mengumpulkan perbekalan sebelum melanjutkan perjalanan ke Port Sudan,” katanya, seperti dilansir dari Aljazeera, pada Minggu (23/4/2023). 

Menurut Omer, ratusan orang yang datang itu mengatakan tidak ada lagi tempat di ibu kota yang aman, ditambah lagi, stok bahan bakar semakin menipis dan harga makanan yang selangit.

Sementara itu, laporan dari koresponden Hiba Morgan dari Khartoum mengatakan orang-orang yang terjebak di sekitar markas militer sedang menunggu jalan yang aman untuk keluar.

“Mereka sudah kehabisan makanan dan air, dan tidak tahu sampai kapan mereka bisa terus terjebak di tempat-tempat itu,” katanya.

Lebih lanjut, salah satu mahasiswa kedokteran Nigeria Musa Ali Ibrahim di Khartoum mengatakan dia dan yang lainnya terlantar di Sudan karena kekurangan kebutuhan dasar.

“Kami terjebak di zona perang ini. Kami tidak punya makanan untuk dimakan, tidak ada air untuk diminum,” ujarnya. 

Ibrahim mengatakan mahasiswa yang tinggal di luar universitas harus datang ke kampus untuk mendapatkan makanan dan air.

“Semua toko di luar tutup. Bahkan jika Anda punya uang, tidak ada keamanan,” tambahnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Erta Darwati
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper