Bisnis.com, JAKARTA - Bandara Internasional Khartoum mengumumkan bahwa otoritas penerbangan sipil Sudan telah memperpanjang pembatasan penerbangan di wilayah udara negara itu hingga 30 April 2023.
Kabar tersebut tertuang dalam unggahan dari Bandara Internasional Khartoum di halaman Facebook, pada Sabtu (22/4/2023).
"Otoritas Penerbangan Sipil telah mengeluarkan peringatan NOTAM kepada personel penerbangan, memperpanjang penutupan wilayah udara Sudan untuk semua pesawat hingga 30 April," katanya.
Angkatan bersenjata Sudan memperingatkan bahwa setiap pelanggaran di wilayah udara negara itu memiliki konsekuensi.
"Angkatan Bersenjata Sudan memperingatkan bahwa setiap pelanggaran wilayah udara akan memiliki konsekuensi," lanjutnya, seperti dilansir dari TASS, Minggu (23/4/2023).
Sebelumnya, panglima militer Sudan Abdel Fattah al-Burhan mengatakan bahwa militer memiliki kendali atas semua bandara di negara itu, kecuali di Khartoum dan Nyala.
Baca Juga
Pasukan Pendukung Cepat (RSF) Sudan menyuarakan kesediaannya untuk membuka sebagian bandara yang dikendalikan untuk mengevakuasi orang asing dari Sudan, pada Jumat (21/4/2023).
Seperti diketahui, situasi di Sudan meningkat setelah ketidaksepakatan antara panglima militer Sudan Abdel Fattah al-Burhan yang juga memimpin Dewan Kedaulatan Sudan, dan kepala Pasukan Dukungan Cepat (RSF) Sudan serta wakilnya di dewan Mohamed Hamdan Dagalo yang dikenal sebagai Hemedti.
Bentrokan meletus antara kedua pasukan di dekat pangkalan militer Merowe dan di Ibu Kota Khartoum, pada Sabtu (15/4/2023).
Berdasarkan data terbaru dari Kementerian Kesehatan Sudan telah lebih dari 600 orang tewas dalam pertempuran di negara itu.
Selanjutnya, komite dokter Sudan melaporkan bahwa hampir 200 warga sipil tewas, dengan lebih dari 1.000 terluka dan 3.300 lainnya terpaksa meninggalkan rumah.