Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jaringan Internet di Sudan Hampir Sepenuhnya Putus Akibat Konflik Berkepanjangan

Jaringan internet di Sudan hampir sepenuhnya terputus, menyisakan sekitar 2 persen warga yang masih memiliki konektivitas hingga saat ini.
Asap mengepul dari pesawat yang terbakar di dalam Bandara Khartoum selama bentrokan antara Pasukan Dukungan Cepat paramiliter dan tentara di Khartoum, Sudan 17 April 2023. REUTERS/Stringer
Asap mengepul dari pesawat yang terbakar di dalam Bandara Khartoum selama bentrokan antara Pasukan Dukungan Cepat paramiliter dan tentara di Khartoum, Sudan 17 April 2023. REUTERS/Stringer

Bisnis.com, JAKARTA - Layanan pemantauan internet internasional NetBlocks menyatakan bahwa semua pengguna internet di Sudan hanya 2 persen yang memiliki konektivitas web saat ini, pada Minggu (23/4/2023). 

NetBlocks mengatakan, jaringan di Sudan benar-benar menjadi sulit bersamaan dengan diplomat asing dievakuasi di tengah pertempuran. 

"Data jaringan real-time menunjukkan hampir total runtuhnya konektivitas internet di Sudan dengan konektivitas nasional sekarang pada 2% dari tingkat biasa; insiden itu terjadi ketika diplomat asing dievakuasi di tengah pertempuran antara pasukan militer dan paramiliter," katanya. 

Kegagalan internet dilaporkan melanda Sudan karena bentrokan bersenjata antara tentara di negara itu dengan Pasukan Dukungan Cepat (RSF). 

Sementara itu, RSF telah menyatakan bahwa siap untuk membuka sebagian bandara yang dikendalikan untuk evakuasi warga negara asing dari Sudan. 

"Pasukan Pendukung Cepat menyatakan kesiapan mereka untuk membuka sebagian semua bandara Sudan untuk lalu lintas udara sehingga negara persaudaraan dan sahabat kita dapat dengan aman mengevakuasi warganya yang ingin meninggalkan negara itu," lanjutnya, seperti dilansir dari TASS, Minggu.

Menurut RSF, inisiatif tersebut merupakan bagian dari gencatan senjata kemanusiaan 72 jam yang mulai berlaku pada Jumat (21/4) pagi.

Di sisi lain, RSF menyetujui gencatan senjata dengan tentara Sudan untuk liburan Idulfitri, yang dimediasi oleh Mesir, UEA, dan Arab Saudi, pada Kamis lalu. Namun tak lama, saluran televisi Arab melaporkan bentrokan berlanjut setelah perayaan Idulfitri selesai. 

Kedua belah pihak yang berseteru tersebut saling menuduh melakukan serangan di tempat tinggal Khartoum.

Sebelumnya, situasi di Sudan meningkat karena ketidaksepakatan antara komandan tentara Abdel Fattah al-Burhan, yang juga mengepalai Dewan Kedaulatan, dan kepala RSF Mohamed Hamdan Dagalo, yang merupakan wakilnya di dewan. 

Bentrokan meletus di dekat pangkalan militer di kota Merowa dan Ibu Kota negara Khartoum, pada Sabtu (15/4).

Menurut Kementerian Kesehatan Sudan lebih dari 600 orang tewas akibat pertempuran tersebut. Sementara itu, Komite Dokter Sudan menyebutkan jumlah korban lebih dari 200 orang. 

Lebih lanjut, menurut komite itu lebih dari 1.000 orang terluka dan lebih dari 3.300 harus meninggalkan rumah dari Sudan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Erta Darwati
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper