Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rusia Evakuasi 200 Orang Lebih dari Sudan dengan 4 Pesawat II-76

Kementerian Pertahanan Rusia mengevakuasi 200 orang lebih dari Sudan yang dilanda konflik. 
Orang-orang berbaris untuk pemeriksaan di Port Sudan ketika Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) mengirim kapal untuk misi evakuasi di Sudan 26 April 2023./Reuters
Orang-orang berbaris untuk pemeriksaan di Port Sudan ketika Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) mengirim kapal untuk misi evakuasi di Sudan 26 April 2023./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Pertahanan Rusia mengevakuasi lebih dari 200 orang dari Sudan yang dilanda konflik. 

Kementerian itu menyatakan bahwa orang yang dievakuasi tersebut antara lain pegawai misi diplomatik Rusia, prajurit Rusia dan anggota keluarganya, warga negara Rusia, negara-negara CIS dan beberapa negara asing yang bersahabat. 

Evakuasi dilakukan setelah menerima keputusan dari Presiden Rusia Vladimir Putin, dengan menggunakan penerbangan militer Angkatan Udara Rusia. 

"Orang-orang dievakuasi dengan penerbangan transportasi militer Angkatan Udara Rusia” kata kementerian itu, seperti dilansir dari TASS, Selasa (2/5/2023). 

Pihaknya mengatakan bahwa 200 orang lebih yang dievakuasi dari Sudan tersebut diangkut oleh 4 pesawat II-76 ke Rusia. 

"Empat pesawat II-76 membawa lebih dari 200 orang, serta orang pendamping dan kargo, dari Republik Sudan ke Federasi Rusia," lanjutnya. 

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Belarusia mengatakan bahwa 10 warga Belarusia, termasuk pilot yang berada di Sudan, terbang dari Khartoum ke Moskow dengan penerbangan evakuasi, pada Senin (1/5/2023) malam. 

Konflik di Sudan meningkat ketika terjadi ketidaksepakatan antara panglima militer Abdel Fattah al-Burhan, yang juga mengepalai Dewan Kedaulatan yang berkuasa, dan Kepala Pasukan Dukungan Cepat (RSF) paramiliter Mohamed Hamdan Dagalo yang dikenal sebagai Hemedti, wakil al-Burhan di dewan.

Pertempuran terjadi antara kedua organisasi militer tersebut berkaitan dengan menyatukan angkatan bersenjata Sudan, serta pihak yang harus diangkat sebagai panglima tertinggi angkatan darat.

Bentrokan bersenjata antara faksi-faksi militer yang bersaing meletus di dekat sebuah pangkalan militer di Merowe dan di Ibu Kota Khartoum, pada Sabtu (15/4/2023). 

Menurut Kementerian Kesehatan negara itu, hingga saat ini tercatat ratusan orang telah tewas sejak pertempuran dimulai di Sudan. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Erta Darwati
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper