Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Pertahanan Rusia mengevakuasi lebih dari 200 orang dari Sudan yang dilanda konflik.
Kementerian itu menyatakan bahwa orang yang dievakuasi tersebut antara lain pegawai misi diplomatik Rusia, prajurit Rusia dan anggota keluarganya, warga negara Rusia, negara-negara CIS dan beberapa negara asing yang bersahabat.
Evakuasi dilakukan setelah menerima keputusan dari Presiden Rusia Vladimir Putin, dengan menggunakan penerbangan militer Angkatan Udara Rusia.
"Orang-orang dievakuasi dengan penerbangan transportasi militer Angkatan Udara Rusia” kata kementerian itu, seperti dilansir dari TASS, Selasa (2/5/2023).
Pihaknya mengatakan bahwa 200 orang lebih yang dievakuasi dari Sudan tersebut diangkut oleh 4 pesawat II-76 ke Rusia.
"Empat pesawat II-76 membawa lebih dari 200 orang, serta orang pendamping dan kargo, dari Republik Sudan ke Federasi Rusia," lanjutnya.
Baca Juga
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Belarusia mengatakan bahwa 10 warga Belarusia, termasuk pilot yang berada di Sudan, terbang dari Khartoum ke Moskow dengan penerbangan evakuasi, pada Senin (1/5/2023) malam.
Konflik di Sudan meningkat ketika terjadi ketidaksepakatan antara panglima militer Abdel Fattah al-Burhan, yang juga mengepalai Dewan Kedaulatan yang berkuasa, dan Kepala Pasukan Dukungan Cepat (RSF) paramiliter Mohamed Hamdan Dagalo yang dikenal sebagai Hemedti, wakil al-Burhan di dewan.
Pertempuran terjadi antara kedua organisasi militer tersebut berkaitan dengan menyatukan angkatan bersenjata Sudan, serta pihak yang harus diangkat sebagai panglima tertinggi angkatan darat.
Bentrokan bersenjata antara faksi-faksi militer yang bersaing meletus di dekat sebuah pangkalan militer di Merowe dan di Ibu Kota Khartoum, pada Sabtu (15/4/2023).
Menurut Kementerian Kesehatan negara itu, hingga saat ini tercatat ratusan orang telah tewas sejak pertempuran dimulai di Sudan.