Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan melakukan panggilan telepon dengan dua pemimpin militer yang berseteru di Sudan. Dia mendesak militer Sudah memberikan perlindungan terhadap warga dan institusi Turki di tengah konflik di negara itu.
Menurut pernyataan Direktorat Komunikasi Turki pada Kamis (20/4), Erdogan melakukan panggilan telepon terpisah dengan Ketua Dewan Kedaulatan Sudan Jenderal Abdel Fettah al-Burhan dan Wakil Ketua sekaligus pemimpin Pasukan Dukungan Cepat (RSF) Muhammad Hamdan Dagalo.
Dalam pembicaraan telepon tersebut, Erdogan mengatakan Turki memperhatikan perkembangan situasi di Sudan dan menegaskan dukungan tulus Ankara terhadap proses transisi di Sudan sejak awal.
"Peristiwa baru-baru ini telah merusak perjuangan yang berlangsung sejak 2018 dan membahayakan pencapaian periode transisi. Presiden Erdogan mengajak para pihak untuk mengakhiri konflik dan pertumpahan darah serta kembali ke meja dialog," tulis Direktorat Komunikasi Turki dikutip dari Antara, Kamis (21/4/2023).
Erdogan juga meminta Sudan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan persatuan masyarakat dan menyelesaikan masalah dengan akal sehat dan pikiran terbuka.
Dia menegaskan Turki akan terus mendukung Sudan dan rakyatnya dalam proses transisi dan siap memberikan semua jenis dukungan, termasuk menjadi tuan rumah kemungkinan inisiatif mediasi.
Baca Juga
"Presiden Erdogan juga menekankan bahwa tindakan yang tepat harus diambil untuk memastikan penggunaan Bandara Khartoum yang aman untuk memastikan transportasi warga Turki kembali ke Tanah Air dan membuka koridor bantuan kemanusiaan," jelasnya.