Bisnis.com, JAKARTA – Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong mengatakan bahwa setiap konflik yang terjadi antara Amerika Serikat (AS) dan China akan memiliki konsekuensi menyedihkan bagi setiap negara dan dunia.
Dia mengatakan dalam upacara pembukaan Forum tahunan Boao untuk Asia, pada hari keempat kunjungannya tentang hubungan China dengan AS di Pulau Hainan, China, pada Kamis (30/3/2023).
"Yang paling mengkhawatirkan adalah keadaan hubungan antara AS dan China. Kekuatan besar memiliki tanggung jawab berat untuk menjaga hubungan yang stabil dan dapat diterapkan satu sama lain, karena setiap bentrokan di antara mereka akan memiliki konsekuensi yang menyedihkan, bagi diri mereka sendiri dan dunia," katanya.
Lebih lanjut, Lee menyatakan bahwa AS dengan China hingga saat ini terus berselisih dan menegang tentang banyak masalah, dan dalam banyak bidang yang masih sulit diselesaikan, seperti dilansir dari CNA, Kamis (30/3/2023).
"Namun AS dan China berselisih tentang banyak masalah yang sulit diselesaikan, termasuk perdagangan dan investasi, rantai pasokan, keamanan dunia maya, teknologi yang sedang berkembang dan kritis, serta kebebasan navigasi,” lanjutnya.
Dia menyampaikan bahwa dirinya berharap China dan AS nantinya akan berhasil menstabilkan hubungan dan membangun rasa saling percaya serta hormat untuk bisa bekerja sama di berbagai bidang.
Baca Juga
"Kami berharap China dan Amerika Serikat akan berhasil menstabilkan hubungan mereka, dan membangun rasa saling percaya dan hormat yang cukup untuk bekerja sama di bidang-bidang di mana kepentingan mereka sejalan,” tambahnya.
Penonton pidato Lee tersebut terdiri dari para pemimpin bisnis dan dunia, termasuk Perdana Menteri China Li Qiang dan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim.
Forum Bo'ao diresmikan pada tahun 2001 menjadi platform yang bertujuan untuk mempromosikan pembangunan bersama melalui integrasi ekonomi regional yang akan berlangsung selama 4 hari.
Terlepas dari hubungan AS-China, Lee berbicara tentang janji besar Asia dan kebutuhan negara-negara di Asia untuk memperdalam kerja sama satu sama lain.
“Asia adalah rumah bagi lebih dari separuh populasi dunia, dan orang Asia semakin berpendidikan, dan penuh dengan energi, ide, dan dinamisme,” ujarnya.
Dia mengatakan pandemi Covid-19 telah sangat mengganggu masyarakat, dan invasi Rusia ke Ukraina telah sangat merusak tatanan internasional berbasis aturan, termasuk konflik hubungan antara China dan AS.
"Dunia sangat merasakan dampak dari ketegangan ini. Kemajuan dalam mengatasi masalah mendesak seperti perubahan iklim, ketahanan energi dan pangan, serta kesiapsiagaan menghadapi pandemi sangat terhambat," katanya.