Bisnis.com, JAKARTA - Direktur Badan Intelijen Pertahanan Amerika Serikat (AS) Letnan Jenderal Scott Berrier mengatakan bahwa Presiden Korea Utara Kim Jong-un tampaknya tidak siap untuk melakukan uji coba nuklir selama latihan militer AS-Korea Selatan, pada Rabu (22/3/2023).
Meski begitu pihak AS menekankan akan selalu waspada dengan serangan maupun ancaman dari Korea Utara.
Pejabat AS telah memperingatkan selama hampir setahun bahwa Korea Utara dapat melanjutkan uji coba nuklir untuk pertama kalinya sejak tahun 2017.
Hal itu merupakan sebuah langkah yang akan dilihat sebagai bentuk provokasi serius oleh AS, Korea Selatan, dan Jepang.
"Saya juga sudah menunggu itu, ada banyak faktor berbeda yang berperan dalam kalkulus keputusan (Kim) tentang itu, dan ada banyak hal yang kami amati dalam hal indikasi dan peringatan. Keduanya belum sejalan," katanya, seperti dilansir dari Reuters, Kamis (23/3/2023).
Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan dan pejabat lainnya memperingatkan kemungkinan itu pada Mei 2022 menjelang perjalanan Presiden Joe Biden ke Asia.
Baca Juga
Berrier mengatakan Kim Jong-un bisa memilih waktu uji coba nuklir yang bertepatan dengan latihan Freedom Shield yang sedang berlangsung oleh militer AS dan Korea Selatan dengan latihan selama 11 hari.
"Sepertinya dia tidak akan melakukan itu, tapi dia akan membuka sumbat itu pada waktu dan tempat yang dia pilih, yang merupakan sesuatu yang akan kita awasi dengan sangat, sangat hati-hati," lanjutnya.
Korea Utara telah lama dilarang melakukan uji coba nuklir dan peluncuran rudal balistik oleh Dewan Keamanan PBB.
Selain itu juga Dewan Keamanan PBB telah memperkuat sanksi terhadap Pyongyang selama bertahun-tahun untuk menghentikan pendanaan bagi program tersebut.