Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gawat! AS Mau Balas Dendam, Rusia Ancam Perang Nuklir

Pejabat Amerika Serikat ingin balas dendam atas apa yang telah dilakukan oleh Rusia.
Bahaya radiasi nuklir pada kesehatan/livescience
Bahaya radiasi nuklir pada kesehatan/livescience

Bisnis.com, SOLO - AS ingin balas dendam atas insiden yang terjadi belakangan ini. Meski demikian, rencana AS tersebut malah membuat Rusia mengancam perang nuklir.

Seperti diketahui, telah terjadi tabrakan yang luar biasa antara jet tempur Rusia dengan drone tak berawak milik Amerika Serikat (AS).

Dilansir dari BBC, jet tempur Rusia menumpahkan bahan bakar ke pesawat tak berawak atau drone milik Amerika Serikat (AS) di atas Laut Hitam.

Kedua alutsista tersebut kemudian bertabrakan sehingga pesawat tak berawak itu jatuh.

Komando AS untuk Eropa mengatakan jika dua pesawat tempur Su-27 Rusia mencegat MQ-9 Reaper tak berawak di atas perairan internasional dan satu memotong baling-balingnya.

Mereka menganggap insiden tersebut sangat sembrono.

“Beberapa kali sebelum tabrakan, Su-27 membuang bahan bakar dan terbang di depan MQ-9 dengan cara yang sembrono, tidak ramah lingkungan, dan tidak profesional,” katanya melansir Channel News Asia, Rabu (15/3/2023).

Tak berhenti sampai di situ, senator AS Lindsey Graham mendesak militer AS untuk balas dendam dengan apa yang telah dilakukan oleh Rusia tersebut. 

Komentar Lindsey Graham tersebut langsung direspons cepat oleh Rusia. Pejabat Rusia mengatakan jika komentar Graham tersebut justru memprovokasi eskalasi bahaya antar kedua negara.

Duta Besar Rusia di Washington, Anatoly Antonov, mengatakan seruan senator itu sudah jauh di luar akal sehat dan bisa membuat munculnya perang nuklir besar antar kedua negara nuklir tersebut.

“Ini sama sekali bukan upaya pertama oleh anggota Parlemen terkenal untuk memprovokasi eskalasi berbahaya dalam hubungan AS-Rusia," kata Antonov, Kamis (16/3/2023).

"Apakah Capitol bersedia menempatkan warga Amerika dan komunitas internasional dalam risiko perang nuklir skala penuh? Beri kami jawaban, Senator terhormat!" imbuh Antonov, seperti dikutip Russia Today.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper