Bisnis.com, JAKARTA - Spanyol berencana mengirimkan sejumlah tank Leopard 2A4 buatan Jerman ke Ukraina untuk membantu negara yang terus menerus mendapat serangan dari Rusia.
Dilansir dari Reuters pada Rabu (1/2/2023), Spanyol berencana mengirimkan antara empat sampai enam tank, meskipun jumlah itu tergantung pada persediaan di gudang dan seberapa banyak negara lain yang akan memasok ke Ukraina.
Meski demikian, sampai saat ini juru bicara Kementerian Pertahanan Spanyol belum memberikan konfirmasi lebih lanjut terkait rencana bantuan tersebut.
Ukraina memegang janji dari Barat bulan ini untuk memasok tank tempur untuk membantu menangkis invasi Rusia saat Moskow meningkatkan kekuatan militernya untuk membuat kemajuan tambahan di Ukraina timur.
Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba berharap bahwa pemerintahannya bisa menerima 120-140 tank dari koalisi 12 negara dalam gelombang pertama.
Dmytro menjelaskan kendaraan tempur tersebut akan mencakup tank Leopard 2 Jerman, Challenger 2 Inggris, dan tank M1 Abrams Amerika Serikat (AS). Tak hanya itu, besar harapan Kyiv mendapat pasokan tank Leclerc Prancis yang telah disepakati.
Baca Juga
Tank Leopard 2A4 merupakan kendaraan tempur yang memiliki bobot 63 ton, dengan panjang 9,97 meter, lebar 3,75 meter, dan tinggi 3 meter. Tank buatan Jerman ini memiliki roda rantai yang di lengkapi mesin V-12 twin turbo diesel dengan kekuatan 1.400 daya kuda.
Tank kiriman Spanyol ini memiliki tangki solar dengan kapasitas 1.200 liter, sehingga mampu menempuh radius 550 kilometer dengan kecepatan maksimum 70 kilometer/jam.
Selain rencana bantuan Spanyol, Amerika Serikat (AS) juga mempersiapkan bantuan militer senilai US$2 miliar atau sekitar Rp30 triliun untuk Ukraina. Bantuan ini termasuk juga roket jarak jauh dan senjata militer lainnya.
Sejumlah pejabat AS mengatakan, bantuan yang diharapkan dapat segera diumumkan ini juga akan mencakup peralatan pendukung sistem pertahanan udara Patriot, amunisi pemandu presisi, serta senjata anti-tank Javelin.
Bantuan-bantuan tersebut dikabarkan berasal dari dana yang dikenal sebagai Inisiatif Bantuan Keamanan Ukraina (USAI). Dana ini memberikan peluang bagi pemerintahan Presiden AS Joe Biden untuk memperoleh senjata di luar dari senjata yang dimiliki oleh AS.
"Dana USAI akan digunakan untuk pembelian senjata baru, Ground Launched Small Diameter Bomb (GLSD) yang memiliki jangkauan 150 km," jelas salah satu pejabat AS.