Bisnis.com, SOLO - Seorang profesor dari Sekolah Hubungan Internasional Universitas Huaqiao China, Huang Rihan, turut memberikan komentar terhadap rencana AS dan sejumlah sekutu Barat yang ingin mengirim tank ke Ukraina.
Kepada media Xinhua, Huang Rihan berkomentar tentang efek besar yang akan diberikan tank-tank ini dalam perang yang katanya akan menguntungkan Ukraina.
Sang profesor mengatakan jika pernyataan tersebut terlalu berlebihan alias alay.
Menurut Huang Rihan, tank dari berbagai negara membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan situasi garis depan di Ukraina. Ini akan membatasi kinerja mereka.
Itu artinya, tank-tank yang dikirimkan oleh AS dan sekutu Barat, tidak akan langsung berpengaruh besar terhadap perang yang terjadi secara keseluran.
"Oleh karena itu, agak berlebihan untuk mengatakan sekarang bahwa tank-tank ini akan mengubah situasi medan perang secara drastis,” kata Huang Rihan.
Seperti diketahui, Ukraina sedang full senyum karena akan mendapat banyak bantuan senjata dari AS dan sekutu Baratnya.
Minggu lalu, Jerman tidak hanya setuju untuk menyediakan Ukraina dengan 14 tank tempur Leopard 2 dari stoknya sendiri tetapi juga menyetujui negara pelanggannya melakukan hal yang sama.
Beberapa jam kemudian, Presiden AS Joe Biden mengumumkan bahwa Washinton juga akan memberi Ukraina 31 tank M1 Abrams buatan AS.
Sehari kemudian, Kementerian Pertahanan Kanada mengumumkan akan mengirim empat tank Leopard 2 ke Ukraina dan sedang mempertimbangkan untuk mengirim lebih banyak di kemudian hari.
Tak berhenti sampai di situ. Inggris juga ingin turut bekontribusi dalam pengiriman tank besar-besaran.
Inggris mengatakan akan mengirim 14 tank tempur utama Challenger 2 untuk membantu serangan Ukraina terhadap Rusia.
Sementara negara-negara NATO lainnya, termasuk Polandia, Belanda, Norwegia dan Spanyol, telah berkomitmen atau sedang mempertimbangkan untuk mengirim tank Leopard 2 ke Ukraina.