Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perubahan Iklim Picu Krisis Kemanusiaan pada Tahun 2023

Studi IRC menyatakan bahwa perubahan iklim akan mempercepat krisis kemanusiaan di seluruh dunia pada tahun 2023.
Arsip - Tim penyelamat bekerja di lokasi bangsal bersalin sebuah rumah sakit yang dihancurkan oleh serangan rudal Rusia, saat serangan mereka ke Ukraina berlanjut, di Vilniansk, wilayah Zaporizhzhia, Ukraina, 23 November 2022./Antara
Arsip - Tim penyelamat bekerja di lokasi bangsal bersalin sebuah rumah sakit yang dihancurkan oleh serangan rudal Rusia, saat serangan mereka ke Ukraina berlanjut, di Vilniansk, wilayah Zaporizhzhia, Ukraina, 23 November 2022./Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Studi yang dilakukan Rescue Committee (IRC) menyatakan bahwa perubahan iklim akan mempercepat krisis kemanusiaan di seluruh dunia pada tahun 2023.

Persoalan terkait iklim dunia akan menambah permasalahan yang ditimbulkan oleh konflik bersenjata dan kemerosotan ekonomi.

Pimpinan IRC yang berbasis di New York, Amerika Serikat (AS), David Miliband menyatakan, bahwa jumlah orang yang membutuhkan bantuan kemanusiaan telah meroket dalam dekade terakhir, mendekati 339,2 juta dibandingkan tahun 2014 yaitu 81 juta.

IRC mencatat bahwa perubahan iklim menjadi salah satu faktor utama yang mempercepat kondisi darurat kemanusiaan.

"Tahun 2022 telah menunjukkan bahwa peran perubahan iklim dalam mempercepat krisis kemanusiaan global tidak dapat disangkal," tertulis dalam laporan IRC.

Lebih lanjut, perubahan iklim dapat dilihat dari rekor periode hujan yang panjang, yang telah membawa bencana yakni kesulitan bahan pangan ke Somalia dan Ethiopia, dan menewaskan ribuan orang di Pakistan.

Selain itu, IRC juga menyarankan perlunya persiapan secara proaktif dalam pencegahan dan mitigasi perubahan iklim, seperti dilansir dari CNA, Jumat (16/12/2022).

Saat ini, pihak IRC menyatakan bahwa kesulitan bahan pangan sudah terjadi, karena meningkatnya konflik serta krisis ekonomi yang dipicu oleh invasi Rusia ke Ukraina dan pandemi Covid-19.

Kemudian, kesenjangan antara kebutuhan kemanusiaan dan pembiayaannya telah berkembang menjadi defisit global sebesar US$27 miliar per November 2022.

"Hasilnya adalah masyarakat yang terkena dampak krisis tidak dapat mengakses layanan yang mereka butuhkan untuk bertahan hidup, memulihkan, dan membangun kembali," lanjut laporan IRC.

Adapun dalam studi yang berjudul "Daftar Pantauan Darurat 2023" juga menyoroti jumlah orang yang terpaksa meninggalkan rumah mereka telah meningkat.

Data yang dilaporkan, bahwa ada lebih dari 100 juta orang yang terpaksa meninggalkan rumahnya hingga hari ini, naik dari 60 juta pada tahun 2014, dengan Venezuela di antara yang terbesar.

Selain itu, sebelumnya Arab Saudi juga telah memperingatkan terkait krisis kemanusiaan secara global juga akan meningkat di tahun 2023.

Asisten Direktur Jenderal Pengawas untuk perencanaan dan pengembangan di Pusat Bantuan dan Bantuan Kemanusiaan Raja Salman, Aqil Al-Ghamdi mengatakan bahwa daerah yang paling parah terkena dampak krisis yang meningkat adalah Afrika, wilayah Sahel, Great Lakes, Haiti, dan Ukraina.

Situasi itu akan semakin memburuk karena faktor-faktor seperti kesenjangan ekonomi, perubahan iklim, kekurangan pangan, kenaikan harga bahan bakar dan pupuk, pandemi Covid-19, wabah ebola dan kolera, yang semuanya akan berdampak melumpuhkan situasi kemanusiaan.

Al-Ghamdi menyampaikan pendapatnya pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) kelompok pendukung donor untuk Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) di New York pada Rabu (7/12/2022).

Dia mengatakan bahwa OCHA akan menghadapi tantangan yang lebih besar pada tahun 2023, dan membutuhkan tanggapan untuk bersatu dan mendapatkan dukungan yang berkelanjutan dari kelompok tersebut. 

Melansir dari Arab News (9/12/2022), Al-Ghamdi merinci rencana strategis OCHA periode tahun 2023 hingga 2026, dan anggaran untuk tahun mendatang. 

Dia memuji kemajuan yang telah dicapai, terutama terkait dengan penetapan prioritas dan pembentukan panitia pengarah anggaran untuk membantu mengalokasikan sumber daya berdasarkan tingkat kebutuhan.

Kepala perencanaan strategis, penganggaran, dan keuangan di OCHA, Julie Billings membahas anggaran kantor tahun 2023 dan beberapa langkah yang diambil. 

Dia mengatakan terus-menerus mengevaluasi biro-biro di seluruh dunia untuk menetapkan kebutuhan keuangan, dan mengurangi dukungan ke daerah-daerah di mana situasi kemanusiaan telah membaik, sehingga dana dapat dialihkan untuk memenuhi kebutuhan prioritas di tempat lain.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Erta Darwati
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper