Bisnis.com, JAKARTA – Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di Australia dan Jerman bakal menggelar aksi solidaritas untuk kematian pengemudi ojek online (ojol), Affan Kurniawan (21).
Dikutip dari akun Instagram Melbourne Bergerak, konsolidasi akan digelar pada Sabtu (30/8/2025) pukul 17.30 waktu setempat di 1888 Building (Graduate Student Association The University of Melbourne).
Selanjutnya, aksi akan digelar pada Selasa 2 Agustus 2025 pukul 16.00 waktu setempat di Federation Square.
"People Taking Back Power - Rakyat Indonesia Berkuasa!," tagline dalam keterangan unggahan tersebut, dikutip Sabtu (30/8/2025).
Dalam keterangannya, unggahan tersebut menyerukan ajakan kepada rekan pekerja dan mahasiswa di Indonesia serta publik luas di Naarm/Melbourne untuk bersolidaritas dan berkonsolidasi untuk gerakan rakyat di Indonesia.
Sementara itu, aksi solidaritas di Jerman akan dilakukan besok, Minggu (31/8/2025) pukul 11.00 waktu setempat berlokasi di Pariser Platz, Brandenburger Tor Berlin.
Baca Juga
View this post on Instagram
Keterangan dalam unggahan tersebut menyerukan bahwa Perhimpunan Masyarakat Indonesia di Jerman mengajak untuk bersuara dan berdiri bersama melawan kekerasan aparat serta ketidakadilan negara.
"Baru-baru ini, seorang demonstran kehilangan nyawanya setelah diinjak mobil rantis aksi damai. Tragedi ini bukan sekadar kecelakaan, ini adalah bukti nyata dari brutalitas aparat yang terus dibiarkan oleh rezim," tulis unggahan tersebut.
Tidak hanya di satu titik, aksi juga digelar hari ini, Sabtu (30/8/2025) di Katschof/Stand No.18 pukul 12.00-18.00 waktu setempat.
Unggahan tersebut menyerukan ajakan bagi WNI yang berada di Aachen untuk berkumpul di Aachener Lange Tafel untuk melakukan berkonsolidasi.
Postingan tersebut memuat sebuah poster bergambar mulut yang berteriak di pengeras suara dan sebuah mata yang menatap tajam. Sebuah tagline juga disertakan, "Beri tahu dunia bahwa Indonesia tidak baik-baik saja!!!".
Berikut adalah tuntutan yang dilayangkan aksi solidaritas WNI di Jerman dan Australia;
1. Investigasi independen atas kematian Affan Kurniawan, memastikan akuntabilitas bagi semua pihak yang terlibat dalam pembunuhan yang melanggar hukum ini.
2. Pembebasan segera semua mahasiswa dan pengunjuk rasa yang ditahan secara sewenang-wenang pada 28 Agustus 2025.
3. Jaminan publik yang mengikat kepada media pemerintah bahwa polisi, militer, dan badan intelijen menghentikan tindakan represif terhadap warga sipil. Penegak hukum harus menjunjung tinggi proporsionalitas, akuntabilitas, dan hak untuk berunjuk rasa secara damai.
4. Perlindungan konkret dari Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) dan aparat keamanan (polisi, militer, dan intelijen untuk kebebasan berekspresi, termasuk penghapusan penyensoran, pembungkaman media, dan penyebaran disinformasi yang disponsori negara.
"Warga negara harus dapat berbicara, mempublikasikan, dan berkumpul tanpa takut akan intimidasi atau narasi yang direkayasa," tulisnya dalam unggahan.