Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menimbang Potensi Anies-Puan Maju di Pilpres 2024

Anies Baswedan dan Puan Maharani bisa jadi pasangan dengan kombinasi yang melengkapi di Pilpres 2024, tapi untuk mewujudkannya tidaklah mudah.
Anies Baswedan dan Puan Maharani bisa jadi pasangan dengan kombinasi yang melengkapi di Pilpres 2024, tapi untuk mewujudkannya tidaklah mudah / Twitter @aniesbaswedan.
Anies Baswedan dan Puan Maharani bisa jadi pasangan dengan kombinasi yang melengkapi di Pilpres 2024, tapi untuk mewujudkannya tidaklah mudah / Twitter @aniesbaswedan.

Bisnis.com, JAKARTA - Pelaksana tugas (Plt.) Kepala Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Athiqah Nur Alami menilai Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Ketua DPR Puan Maharani akan sulit dipasangkan di Pilpres 2024.

Meskipun demikian, apapun bisa terjadi di dunia politik sehingga skenario pemasangan Anies dan Puan tak mustahil untuk dilakukan. 

"Kita tahu politik itu dinamis ya, berbagai kemungkinan bisa saja terjadi. Tidak ada yang mustahil dalam politik itu bisa saja, memang keduanya banyak dibilang saling melengkapi," kata Athiqah saat dihubungi Bisnis, Rabu (13/7/2022).

Hal itu disampaikannya sebagai tanggapan atas hasil survei Indikator Politik Indonesia beberapa waktu lalu.

Puan dan Anies, menurutnya bisa jadi satu kesatuan, sebab kedua sosok tersebut merupakan paduan pemimpin yang nasionalis dan agamis. 

Terlebih ada kelebihan bagi PDI Perjuangan (PDIP), partai Puan, sebagai satu-satunya partai yang mengantongi presidential threshold atau ambang batas pencalonan presiden.

"Cuma menurut saya ada beberapa hal yang membuat koalisi keduanya tidak mudah," ujar Athiqah.

Pertama, berkaitan dengan elektabilitas. Dalam sejumlah survei nama Anies Baswedan memiliki suara yang tinggi, bahkan sering menempati tiga besar. 

Di sisi lain, elektabilitas Puan masih belum bisa mengimbangi Anies. Atiqah menilai kedua calon yang maju dalam Pilpres harus memiliki suara yang sama kuatnya. 

"Kedua, soal posisi yang diinginkan. Sepertinya keduanya ingin posisi capres, gak ada yang mau jadi cawapres, terus gimana?" katanya.

Puan dari PDIP memang merupakan pemenang pemilihan legislatif (pileg) 2019. Hal tersebut bisa membuat partai merasa paling berhak mencalonkan capres. 

"Tapi kan Anies dengan segala kapasitasnya dan elektabilitasnya yang tinggi juga merasa layak dong untuk menjadi capres," imbuhnya.

Terlebih, ada konsekuensi bagi PDIP jika nantinya Puan dijadikan cawapres, yakni coattail effect atau efek ekor jas yakni kondisi dimana perolehan suara parpol dipengaruhi oleh sosok yang diusung sebagai capres.

Ketiga, segmen pemilih. Athiqah menilai ada segmentasi yang berbeda antara pemilih Anies dan Puan.

Misalnya salah satu kelompok pendukung Anies yang dikenal dengan 'Mileanies 24' dari kalangan milenial, mereka tergabung karena ada kesamaan pandangan khususnya dalam keagamaan. 

Berbeda dengan pendukung Puan yang segmennya lebih ke orang-orang dengan rasa nasionalis yang tinggi. Segmen pemilih inilah yang membuat keduanya saling bertentangan. 

"Keempat soal koalisi partai pendukung. PDIP sudah punya tiket untung mencalonkan, untuk Anies kan dia bisa maju itu tergantung pada partai yang mencalonkannya,"

Hanya saja, Anies belakangan sudah dilirik oleh partai lain yakni NasDem yang cukup menentukan. Partai itu memiliki kans berkoalisi dengan Demokrat dan PKS. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper