Bisnis.com, JAKARTA - Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia Ujang Komarudin menyarankan Menteri Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia bekerja dengan baik, dan tidak perlu berkomentar perihal pasangan calon presiden dan calon wakil presiden di Pilpres 2024.
Ujang menilai, Bahlil sebagai menteri, kurang pantas berkomentar bahwa Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Ketua DPP PDIP Puan Maharani bisa menjadi pasangan kuat di Pilpres 2024.
Pernyataan tersebut dia lontarkan dalam acara rilis survei nasional yang diselenggarakan Indikator Politik Indonesia pada Senin (11/7/2022) lalu.
Dalam sesi tanya jawab, ada pertanyaan terkait potensi paslon tersebut pada Pilpres yang ditujukan untuk Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi.
Namun, Menteri Bahlil menyela dengan melontarkan pernyataan yang disambut tawa oleh sejumlah narasumber, termasuk Menteri Polhukam Mahfud MD.
"Itu pasangan bagus itu, bisa sekali putaran itu pasangan!" ujarnya lantang.
Baca Juga
Ujang menyebut, konteks pembicaraan tersebut tidak masuk dengan urusannya sebagai Menteri Investasi. Bahlil diminta untuk fokus bekerja dan menjalankan tugas dengan sebaik mungkin untuk negara.
"Setiap menteri sebenarnya manusia biasa, boleh ngomong apapun, tetapi mestinya gak usah ngomentari itulah, kerja saja yang bagus yang baik demi kepentingan masyarakat, bangsa, dan negara," katanya saat dihubungi Bisnis, Rabu (13/7/2022).
Dia kemudian mengulik kembali komentar Bahlil pada acara survei nasional beberapa waktu lalu. Bahlil sempat menyebutkan soal penundaan pemilu yang itu cukup kontradiktif dan ditolak oleh rakyat.
"(Berpendapat) silakan sah-sah saja, tapi ya kurang pas saja, kerja dengan baik saja," lanjutnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Bahlil dalam acara rilis survei nasional yang diselenggarakan Indikator Politik Indonesia mendukung Anies-Puan dan menyebutnya sebagai bentuk pemersatu bangsa, setelah di pemilu sebelumnya terjadi polarisasi di tengah masyarakat.
"Menurut saya ini penggabungan bisa rekonsiliasi nasional antara cebong dan kampret. Jadi bagus juga, tapi yang lain bagus juga lah, kita ikuti aja gimana," kata Bahlil.
Namun, Ujang menilai pernyataannya tersebut tak bisa dijadikan parameter pemilihan paslon Pilpres, dalam hal ini Anies-Puan.
"Banyak faktor banyak parameter yang harus dinilai, berapa elektabilitas nanti Anies dan Puan, siapa lawan politiknya, siapa pendanaannya, siapa yang berkoalisi di dalamnya," paparnya.
Lebih lanjut, Ujang merasa menteri Bahlil berhak untuk berpendapat namun ada batasan untuk mengeluarkan pernyataan tersebut, apalagi di ruang publik.
"Itu hanya ucapan politik Bahlil saja, itu hak dia, tapi ya mestinya direm saja, tidak banyak mengeluarkan pernyataan. Bekerja dengan fokus sebagai menteri itu sudah lebih baik," tutupnya.