Bisnis.com, JAKARTA — Partai Demokat disebut melobi Partai Golkar untuk berkoalisi di Pemilihan Presiden atau Pilpres 2024. Lobi politik Demokrat tersebut kemudian direspons cukup tegas oleh anggota Koalisi Indonesia Bersatu atau KIB.
Seperti diketahui, KIB merupakan koalisi tiga partai politik. Ketiga partai itu antara lain Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Persatuan Pembangunan atau PPP.
Hingga kini komposisi Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) mengklaim masih solid. Namun, rayuan Partai Demokrat ke Golkar bisa membuyarkan koalisi tersebut. Pasalnya Demokrat ingin koalisi dua partai dengan Golkar.
Tarik-ulur antara KIB dan Demokrat pun tak bisa terelakkan.
Deputi Analisa Data dan Informasi Balitbang Partai Demokrat Syahrial Nasution mengatakan koalisi antara Demokrat dan Golkar bisa jadi solusi untuk stabilitas politik Indonesia dan perbaikan ekonomi. Pasalnya, kedua partai punya sejarah panjang bekerja sama.
Syahrial mencontohkan ketika dua periode pemerintahan Presiden SBY. Saat itu, Golkar setia berada di sisi Demokrat. Selama itu juga, klaimnya, tidak ada polarisasi politik dan kondisi ekonomi terjaga.
Dia menambahkan, koalisi antara Demokrat dan Golkar sudah cukup untuk mencalonkan presiden (capres) dan wakil presiden (cawapres pilihan mereka di Pemilu 2024.
Namun demikian, rayuan ersebut buat PAN dan PPP langsung ‘menyentil’ Demokrat.
PAN dan PPP seperti diketahui hanya punya 10,95 persen kursi di parlemen. Jumlah tersebut tak cukup jika kedua partai ingin mengusung capres dan cawapres pilihannya.
Sesuai UU Pemilu, hanya partai atau gabungan partai yang punya setidaknya 20 persen di DPR yang bisa mengusung capres dan cawapres.
Ketua DPP PAN, Saleh Partaonan Daulay merespons cukup keras. Dia mengatakan KIB sudah punya tiket capres dan cawapres, jadi rayuan demokrat tak akan berpengaruh untuk Golkar.
Sedangkan Wakil Ketua Umum PPP Arsul Sani mengatakan sebaiknya Demokrat mengurungkan niat jika hanya ingin berkoalisi dengan Golkar. Menurut, KIB sudah cukup solid.
Daripada hanya menarik Golkar, PAN dan PPP menyarankan lebih baik Demokrat bergabung dengan KIB.
Kepentingan Demokrat
Arsul Sani menganggap, Demokrat berharap koalisi dua partai dengan Golkar karena ingin mengusung petingginya untuk jadi capres atau cawapres. Menurut Arsul, Demokrat tahu jika bergabung dengan KIB maka kesempatan mengusung petinggi mereka semakin kecil.
Arsul menjelaskan bahwa KIB sudah lama menjalin kerja sama. Mereka sudah kesepakatan-kesepakatn dasar, termasuk soal capres. Dia menambahkan, capres dari KIB akan diprioritaskan dari internal, namun untuk cawapres sangat memungkinan ditarik dari luar koalisi.
Pernyataan senada disampaikan Direktur Lembaga Kajian Politik Nusako Ari Junaedi. Menurutnya, Demokrat memasang syarat wajib bagi partai lain yang ingin berkoalisi, yaitu mengusung ketua umumnya Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai capres atau cawapres di Pemilu 2024.
Akibatnya, hingga kini Demokrat belum punya pasangan koalisi karena partai lain merasa elektabilitas AHY masih rendah.
Meski begitu, Koordinator Juru Bicara Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra mengatakan Demokrat tak syaratkan AHY jadi capres atau cawapres untuk berkoalisi.
Ketika bertemu ketua umum partai lain, ungkap Herzaky, AHY selalu mengedapkan visi dan misi untuk berkoalisi.