Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perang Rusia Vs Ukraina: Zelensky Klaim Rusia Hadapi Krisis Ekonomi Terbesar dalam 50 Tahun

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan kondisi Rusia saat ini berada di ambang keruntuhan, defisit, hingga kemiskinan.
Presiden Joko Widodo (kanan) berjalan bersama Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy di Istana Maryinsky, di Kyiv, Ukraina, Rabu (29/6/2022). ANTARA FOTO/Setpres/Agus Suparto
Presiden Joko Widodo (kanan) berjalan bersama Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy di Istana Maryinsky, di Kyiv, Ukraina, Rabu (29/6/2022). ANTARA FOTO/Setpres/Agus Suparto

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan kondisi Rusia saat ini berada di ambang keruntuhan, defisit, hingga kemiskinan. Negara yang dipimpin Vladimir Putin itu disebut mengalami krisis ekonomi.

Melalui sebuah video, Zelensky berpidato dan menggambarkan kehidupan Rusia selama menjadi negara 'teroris', akibat perang yang tak kunjung dihentikan.

"Ekonomi Rusia menemukan dirinya dalam krisis terbesar dalam 50 tahun terkahir. Dunia memutuskan hubungan dengan Rusia," kata Zelensky, dikutip dari ukrinform.net, Senin (4/7/2022).

Menurutnya, selama Rusia tak berhenti menjadi negara 'teroris', maka kehidupan di negara tersebut dapat dideskripsikan dengan keruntuhan, kemiskinan, dan defisit yang tak terbendung.

Zelensky juga menambahkan bahwa Rusia telah kehilangan lebih dari 35.000 tentara. Angka tersebut bahkan masih dalam perkiraan konservatifnya.

"Untuk apa semua ini? Demi propaganda gila untuk dapat menunjukkan bendera Rusia atau Soviet di reruntuhan di tempat serangan mereka," lanjutnya.

Dia meyakini bahwa Ukraina dapat bertahan dan memenangkan perlawanan panas yang saat ini tengah melanda di kedua negara tersebut.

Bahkan, Zelensky mengatakan bahwa siapapun orang waras di Rusia dan seluruh orang di dunia mengetahui bahwa Ukraina bisa menang.

"Ini hanya masalah waktu. Sayangnya, ini masalah kerugian yang kita derita, terutama rakyat. Ini masalah senjata modern yang harus kita dapatkan dan pasti akan kita dapatkan," katanya.

Sebelumnya, dikutip dari aljazeera, Pemerintah Amerika Serikat akan kembali mengirim bantuan untuk Ukraina dengan dua sistem rudal NASAMS, empat radar kontra-artileri, dan sekitar 150.000 butir amunisi artileri 155mm.

Hal ini dimumkan langsung oleh Presiden AS Joe Biden dalam pertemuan pemimpin NATO di Madrid pada Jumat, 1 Juli 2022 lalu. Bantuan tersebut diketahui senilai US$820 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper