Bisnis.com, JAKARTA – Otoritas Ukraina mengirim petisi kepada NATO dan negara-negara barat untuk segera menerapkan zona larangan terbang di Ukraina guna mencegah terjadinya bencana nuklir.
Petisi mengenai Larangan Akses/Zona Penutupan atas Ukraina ditandatangani oleh Pejabat Menteri Ekologi dan Sumber Daya Alam Ukraina Ruslan Strilets, Ketua Komite Rada Verkhovna untuk Kebijakan Lingkungan dan Pengelolaan Alam Oleh Bondarenko dan Ketua Komite Rada Verkhovna tentang Energi dan Perumahan Andrii Gerus.
“Penembakan artileri dan udara yang terus-menerus oleh Rusia menimbulkan ancaman langsung terhadap fasilitas dan instalasi nuklir di Ukraina. Ini mengancam keamanan dan kesejahteraan tidak hanya Eropa tetapi juga dunia,” demikian keterangan resmi pihak Ukraina, Jumat (11/3/2022).
Pada 9 Maret 2022, lanjut keterangan itu, pembangkit listrik tenaga nuklir Chernobyl ditutup. Semua fasilitas PLTN Chernobyl terhubung ke generator diesel darurat. Pengelola hanya memiliki 48 jam bahan bakar diesel yang tersisa.
“Jika listrik tidak dipulihkan tepat waktu, kendali keselamatan nuklir dan radiasi di pembangkit listrik akan hilang. Dunia akan menghadapi bencana nuklir baru,” jelasnya.
De-energi NSC akan menyebabkan hilangnya kendali penuh atas sistem keamanan kompleks. Karena penghentian ventilasi NSC, ada risiko kontaminasi debu radioaktif tidak hanya di Ukraina tetapi juga di Eropa.
Baca Juga
Selain itu, kurangnya pasokan energi untuk fasilitas penyimpanan bahan bakar nuklir bekas, yang menyimpan sekitar 20.000 rakitan bahan bakar bekas dari reaktor, kemungkinan akan menyebabkan kecelakaan radiasi.
“Kerusakan infrastruktur pengelolaan limbah radioaktif akibat penembakan akan memiliki konsekuensi bencana dan kemungkinan besar akan membutuhkan pekerjaan likuidasi penuh.”
Adapun komunitas internasional telah berulang kali meminta Rusia untuk mengakhiri agresi bersenjatanya terhadap Ukraina dan menahan diri untuk tidak menyerang fasilitas nuklir.
Namun demikian, di tengah serangan udara yang sedang berlangsung, Rusia menyebarkan informasi yang salah tentang bom nuklir "kotor" yang diduga dibuat di Ukraina, sehingga mempertanyakan prosedur pengendalian nuklir IAEA.
“Untuk mencegah bencana radiasi global, Ukraina mendesak IAEA dan NATO untuk menutup langit di atas Ukraina,” tukasnya.