Bisnis.com, JAKARTA - Badan nuklir Ukraina mengatakan pada Jumat (25/2/2022), bahwa mereka mencatat kenaikan tingkat radiasi di lokasi pembangkit listrik tenaga nuklir Chernobyl yang tidak lagi berfungsi.
Para ahli di badan tersebut tidak memberi keterangan tingkat radiasi secara detail, namun mengatakan angka tersebut telah berubah akibat pergerakan peralatan militer berat di area tersebut, yang kemudian mengangkat debu radioaktif ke udara.
“Radiasi mulai meningkat. Namun tidak di tahap yang kritis untuk Kiev saat ini, tetapi kami terus memonitornya,” kata Kementerian Dalam Negeri.
Chernobyl (dahulu bagian Uni Soviet) sendiri terletak sekitar 100 kilo meter dari Kiev.
Chernobyl adalah pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) yang dikenal luas akibat bencana atau kecelakaan pada tahun 1986.
Bencana Chernobyl adalah kecelakaan reaktor nuklir terburuk dalam sejarah. Pada tanggal 26 April 1986 pukul 01:23:40 pagi, reaktor nomor empat di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Chernobyl yang terletak di Uni Soviet di dekat Pripyat di Ukraina meledak.
Baca Juga
Dikutip dari Wikipedia, Sabtu (26/2/2022), penyebab kecelakaan adalah edakan inti yang tidak sengaja ketika sedang dimatikan darurat akibat kegagalan daya.
Akibat kejadian itu, 31 orang tewas saat kejadian, dan skala Kejadian Nuklir Internasional level 7 (kecelakaan besar).
Adapun negara tetangga Ukraina, Polandia, mengatakan belum mencatat adanya peningkatan tingkat radiasi di kawasannya.
Komentar IAEA
Badan Energi Atom Internasional (International Atomic Energy Agency/IAEA) pada Jumat (25/2/2022) mengatakan bahwa pihaknya diinformasikan oleh otoritas Ukraina bahwa reaktor tenaga nuklir negara tersebut terus beroperasi dengan aman.
Mengenai laporan tentang tingkat radiasi yang lebih tinggi di lokasi pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Chernobyl, IAEA menilai bahwa hasil pembacaan laporan yang dilaporkan oleh otoritas regulasi Ukraina "rendah dan masih dalam jangkauan operasional" serta "tidak menimbulkan bahaya bagi publik," kata Direktur Jenderal IAEA Rafael Mariano Grossi dalam sebuah pernyataan dikutip dari Antara.
IAEA diinformasikan oleh otoritas Ukraina bahwa tingkat radiasi yang lebih tinggi mungkin disebabkan oleh kendaraan militer berat yang mengaduk tanah yang masih terkontaminasi dari bencana Chernobyl pada 1986.
Ukraina mengatakan kepada IAEA pada Kamis (24/2/2022) bahwa "angkatan bersenjata tak dikenal" telah mengambil alih PLTN Chernobyl, menurut pernyataan itu.
Kantor berita Interfax-Ukraina pada Kamis (24/2/2022) mengutip Penasihat Kepala Kantor Presiden Ukraina Mykhailo Podoliak yang mengatakan pasukan Rusia telah merebut PLTN Chernobyl.
Grossi pada Jumat (25/2/2022), menegaskan kembali seruannya akan pembatasan maksimum guna menghindari tindakan apa pun yang dapat membahayakan keselamatan fasilitas nuklir di Ukraina.