Bisnis.com, JAKARTA—Sekjen NATO, Jens Stoltenberg mengatakan tidak ada tanda-tanda bahwa pasukan Rusia telah mengurangi eskalasi di dekat Ukraina meskipun Moskow mengklaim telah menarik beberapa pasukan dari perbatasan.
Stoltenberg memastikan Rusia masih memiliki kekuatan besar yang siap menyerang Ukraina.
Menurutnya, ancaman dari Rusia telah menjadi "normal baru" dan menambahkan bahwa aliansi pertahanan NATO sedang mempertimbangkan untuk memperkuat sayap timurnya. Akan tetapi, Rusia kemudian membantah penilaian Stoltenberg tentang situasi tersebut.
Seorang juru bicara Kremlin menegaskan kembali bahwa beberapa pasukan ditarik setelah selesainya latihan militer. Kementerian pertahanannya juga menerbitkan video pada Rabu yang dimaksudkan untuk menunjukkan tank meninggalkan Krimea yang dicaplok Moskow.
Berbicara pada pertemuan puncak para menteri pertahanan NATO di Brussel, Stoltenberg mengatakan aliansi sedang mempertimbangkan untuk membentuk kelompok pertempuran baru, semacam unit militer mandiri terkecil di Eropa bagian tengah dan tenggara.
Dia mengatakan bahwa langkah itu adalah bagian dari langkah-langkah berkelanjutan untuk meningkatkan pertahanan Eropa di mana dana sebanyak US$270 miliar (£99 miliar) telah dihabiskan sejak 2014 meskipun dia berusaha meyakinkan Rusia bahwa NATO bukan ancaman.
Baca Juga
Prancis telah menawarkan untuk memimpin satu kelompok pertempuran seperti itu di Rumania, katanya seperti dikutip BBC.com, Kamis (17/2/2022).
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan "tidak lagi tertarik" dengan pernyataan Stoltenberg. Namun krisis bisa memberikan bayangan yang lebih panjang.
Stoltenberg menggambarkannya sebagai krisis keamanan paling serius di Eropa sejak akhir Perang Dingin. Dan dia menjelaskan bahwa ancaman itu belum hilang.
Bahkan jika Presiden Putin tidak memberikan perintah untuk menyerang, masih ada tanda-tanda krisis ini akan membayangi lebih lama, katanya.
Stoltenberg mengatakan pembangunan militer Rusia menunjukkan Moskow siap untuk melawan kekuatan keamanan Eropa dengan penggunaan kekuatan militer.
"Normal baru" itu juga bisa berarti NATO meningkatkan postur militernya, katanya.
Stoltenberg telah menugaskan perencana militer NATO untuk melihat pembentukan kelompok pertempuran baru di sisi timur aliansi, yakni di Rumania dan wilayah Laut Hitam. Namun, belum ada keputusan akhir soal hal itu.