Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AS Ingatkan Soal Serangan Siber Rusia ke Kontraktor Pertahanan

AS mendesak semua kontraktor pertahanan yang telah berizin untuk menerapkan tindakan pencegahan yang direkomendasikan.
Tentara Angkatan Darat Amerika Serikat Divisi Airborne ke-82 berjalan menuju pesawat udara yang akan bertolak ke Eropa Timur di Fort Bragg, Carolina Utara, Amerika Serikat, Senin (14/2/2022). Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengirimkan sebanyak 3000 tentara tambahan guna memperkuat NATO di Eropa Timur untuk mengamankan Ukraina jika klaim serangan Rusia benar-benar terjadi./Antara-Reuters
Tentara Angkatan Darat Amerika Serikat Divisi Airborne ke-82 berjalan menuju pesawat udara yang akan bertolak ke Eropa Timur di Fort Bragg, Carolina Utara, Amerika Serikat, Senin (14/2/2022). Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengirimkan sebanyak 3000 tentara tambahan guna memperkuat NATO di Eropa Timur untuk mengamankan Ukraina jika klaim serangan Rusia benar-benar terjadi./Antara-Reuters

Bisnis.com, JAKARTA—Sejumlah badan Amerika Serikat (AS) memperingatkan kontraktor pertahanan yang telah disetujui pemerintah (CDC) tentang kemungkinan serangan siber oleh aktor-aktor yang disponsori negara Rusia.

Biro Investigasi Federal, Badan Keamanan Nasional serta Badan Keamanan Siber dan Infrastruktur (CISA) telah mengamati penargetan dunia maya semacam itu dari setidaknya Januari 2020 hingga Februari 2022, menurut badan-badan itu dalam sebuah pernyataan bersama.

"Penyusupan yang berkelanjutan ini memungkinkan para pelaku untuk memperoleh informasi sensitif dan tidak terklasifikasi, serta teknologi milik CDC dan yang dikendalikan ekspor," menurut mereka seperti dikutip ChannelNewsAsia.com, Kamis (17/2/2022).

Informasi yang diperoleh memberikan informasi yang signifikan tentang waktu pengembangan dan penyebaran platform senjata AS. Demikian juga dengan spesifikasi kendaraan serta rencana infrastruktur komunikasi dan teknologi informasi.

Badan-badan tersebut mendesak semua kontraktor pertahanan yang telah berizin untuk menerapkan tindakan pencegahan yang direkomendasikan terlepas dari apakah ada bukti bahwa mereka telah diincar atau tidak.

Peringatan itu muncul di tengah ketegangan yang meningkat antara Amerika Serikat dan Rusia karena Barat khawatir Rusia berencana menyerang Ukraina meski dibantah Moskow.

Pada hari Selasa, jaringan Kementerian Pertahanan Ukraina dan dua bank dimatikan (down). Pusat keamanan informasi Ukraina mencurigai negara tetangga Rusia sebagai pelakunya.

Kyiv menyalahkan Moskow atas tindakan serupa di masa lalu dan sejak Rusia mulai mengumpulkan lebih dari 100.000 tentara di dekat perbatasannya.

Pada akhir Januari lalu, Inggris memperingatkan perusahaan besar untuk meningkatkan pertahanan terhadap kemungkinan serangan siber Rusia akibat ketegangan dengan Ukraina. Pusat Keamanan Siber Nasional Inggris (NCSC) memperingatkan sejumlah organisasi besar untuk meningkatkan ketahanan keamanan siber.

Direktur Operasi NCSC, Paul Chichester, mengatakan, NCSC telah mengamati pola kejahatan Rusia di dunia maya. "Selama beberapa tahun, kami telah mengamati pola perilaku jahat Rusia di dunia maya," ujar Chichester.

Pada awal 2022, beberapa situs web Ukraina terkena serangan siber yang meninggalkan peringatan untuk "takut dan bersiap untuk hal terburuk" karena Rusia telah mengumpulkan pasukan di dekat perbatasan. Ukraina mengatakan, Moskow berada di balik serangan siber itu.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper