Bisnis.com, JAKARTA—Sejumlah badan Amerika Serikat (AS) memperingatkan kontraktor pertahanan yang telah disetujui pemerintah (CDC) tentang kemungkinan serangan siber oleh aktor-aktor yang disponsori negara Rusia.
Biro Investigasi Federal, Badan Keamanan Nasional serta Badan Keamanan Siber dan Infrastruktur (CISA) telah mengamati penargetan dunia maya semacam itu dari setidaknya Januari 2020 hingga Februari 2022, menurut badan-badan itu dalam sebuah pernyataan bersama.
"Penyusupan yang berkelanjutan ini memungkinkan para pelaku untuk memperoleh informasi sensitif dan tidak terklasifikasi, serta teknologi milik CDC dan yang dikendalikan ekspor," menurut mereka seperti dikutip ChannelNewsAsia.com, Kamis (17/2/2022).
Informasi yang diperoleh memberikan informasi yang signifikan tentang waktu pengembangan dan penyebaran platform senjata AS. Demikian juga dengan spesifikasi kendaraan serta rencana infrastruktur komunikasi dan teknologi informasi.
Badan-badan tersebut mendesak semua kontraktor pertahanan yang telah berizin untuk menerapkan tindakan pencegahan yang direkomendasikan terlepas dari apakah ada bukti bahwa mereka telah diincar atau tidak.
Peringatan itu muncul di tengah ketegangan yang meningkat antara Amerika Serikat dan Rusia karena Barat khawatir Rusia berencana menyerang Ukraina meski dibantah Moskow.
Baca Juga
Pada hari Selasa, jaringan Kementerian Pertahanan Ukraina dan dua bank dimatikan (down). Pusat keamanan informasi Ukraina mencurigai negara tetangga Rusia sebagai pelakunya.
Kyiv menyalahkan Moskow atas tindakan serupa di masa lalu dan sejak Rusia mulai mengumpulkan lebih dari 100.000 tentara di dekat perbatasannya.
Pada akhir Januari lalu, Inggris memperingatkan perusahaan besar untuk meningkatkan pertahanan terhadap kemungkinan serangan siber Rusia akibat ketegangan dengan Ukraina. Pusat Keamanan Siber Nasional Inggris (NCSC) memperingatkan sejumlah organisasi besar untuk meningkatkan ketahanan keamanan siber.
Direktur Operasi NCSC, Paul Chichester, mengatakan, NCSC telah mengamati pola kejahatan Rusia di dunia maya. "Selama beberapa tahun, kami telah mengamati pola perilaku jahat Rusia di dunia maya," ujar Chichester.
Pada awal 2022, beberapa situs web Ukraina terkena serangan siber yang meninggalkan peringatan untuk "takut dan bersiap untuk hal terburuk" karena Rusia telah mengumpulkan pasukan di dekat perbatasan. Ukraina mengatakan, Moskow berada di balik serangan siber itu.