Bisnis.com, JAKARTA - China menuding Amerika Serikat (AS) sebagai ancaman bagi perdamaian dunia, jelang KTT Shanghai Cooperation Organisation (SCO) di Tianjin pekan depan.
Wakil Menteri Luar Negeri China Liu Bin tanpa menyebut AS secara langsung menggambarkan forum yang akan dipimpin Presiden Xi Jinping itu sebagai kontras dari negara tertentu yang dianggap lebih mementingkan kepentingan nasional di atas kepentingan bersama.
“Prinsip panduan dan semangat inti SCO melampaui konsep usang seperti benturan peradaban, mentalitas Perang Dingin, dan permainan zero-sum. Organisasi ini kian menguat dari waktu ke waktu dan semakin menonjol," ujar Liu dalam konferensi pers dikutip dari Bloomberg pada Jumat (22/8/2025).
Liu menambahkan, Xi akan mengumumkan berbagai inisiatif baru untuk mendukung perkembangan SCO sekaligus mengusulkan metode dan pendekatan baru guna memperbaiki sistem tata kelola global.
“Presiden Xi Jinping akan bersama para pemimpin negara anggota menandatangani dan menerbitkan Deklarasi Tianjin, serta mengesahkan strategi pembangunan SCO untuk 10 tahun ke depan,” ungkapnya.
Li melanjutkan, sejumlah tokoh yang dipastikan hadir pada SCO antara lain Presiden Rusia Vladimir Putin, Perdana Menteri India Narendra Modi, dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Pertemuan ini akan digelar di kota pelabuhan Tianjin pada 31 Agustus–1 September 2025.
Baca Juga
Selain Putin, tokoh lain yang dipastikan hadir adalah Presiden Iran Masoud Pezeshkian dan Presiden Indonesia Prabowo Subianto.
Beberapa pemimpin seperti Putin dan Presiden Belarusia Alexander Lukashenko juga diperkirakan akan tetap berada di China untuk menghadiri parade militer pada 3 September mendatang yang digelar Xi guna memperingati 80 tahun berakhirnya Perang Dunia II, di mana China akan memamerkan persenjataan terbarunya.
Sejak berdiri pada 2001 oleh China, Rusia, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Tajikistan, dan Uzbekistan, SCO hampir menggandakan jumlah anggota. Organisasi ini juga melibatkan negara mitra dialog mulai dari Mongolia hingga Arab Saudi.
AS sendiri tak pernah diundang bergabung dengan forum yang sejak awal dipandang Barat sebagai penyeimbang NATO di kawasan timur.
Kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump mendorong sejumlah negara untuk menata ulang hubungan mereka di tengah ketegangan dengan Washington. Sementara itu, China dan India baru-baru ini sepakat menjajaki penetapan garis perbatasan yang disengketakan sebagai upaya pemulihan hubungan.
Trump juga berusaha memainkan peran dalam mengakhiri perang Rusia-Ukraina dengan menjamu Putin di Alaska bulan ini, meski upaya merumuskan jaminan keamanan bagi Ukraina menghadapi jalan terjal.