Bisnis.com, JAKARTA - Putra Mahkota Kerajaan Inggris Pangeran Charles memuji Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) karena dinilai berhasil menyelamatkan alam. Pernyataan tersebut disampaikan di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT G20 di Roma, Italia.
Menurut Pangeran Charles, Indonesia berhasil memberikan dampak besar dalam upaya penyelamatan planet bumi dari perubahan iklim yang terjadi akibat keragaman perjuangan yang dimiliki Indonesia.
"Ini juga yang menjadi alasan mengapa saya berharap Presiden Joko Widodo sukses di setiap langkahnya ketika Anda [PM Draghi] meneruskan perjuangan [presidensi G20] kepada beliau [Jokowi]," mengutip pada bisnis.com (1/11/2021).
Hal tersebut disebabkan salah satunya karena Indonesia memiliki Hutan Mangrove terbesar dan Hutan Tropis yang luar biasa besarnya.
Lebih lanjut, Pangeran Charles juga mengungkapkan upaya penyelamatan dari bencana perubahan iklim ini memerlukan biaya besar.
Warganet atau netizen mengungkapkan beragam komentar terkait pujian Pangeran Charles kepada Presiden Jokowi. Komentar tersebut membanjiri laman media sosial Instagram @jokowi.
"Maju terus pak Presiden, Indonesia menjadi pengaruh bangsa lainnya dibawah kepemimpinan presiden Jokowi," ujar @brsn_cghtngkl_.
"Semangat buak pakde jokowi, yang selalu memperjuangkan Indonesia," kata @iwanfirmansyah017.
"Iya pak, hutan tropis kebanggaan kita, jangan diganti jadi hutan kelapa sawit ya pak," kata @robianbento.
"Rusak lagi pak hutan nya kena illegal coal mining, di Kalimantan hujan terus, iklim nya udah rusak. Saya lihat sendiri tidak banyak reboisasi dari tambang batubara di Kalimantan, dan bentar lagi Sumatra juga akan rusak. Pak Jokowi, ini krusial," tutur @amosnewlife5.
"Hutan-nya sudah berubah fungsi jadi lahan sawit dan pertambangan pak," ujar @midasetioningsih.
"Hutannya sudah dibakar jadi lahan sawit, pakde," ungkap @kang_dandi.
"Laporan diterima pak. Masukan dari salah satu rakyatmu, jangan cuma rehabilitasi laporan yang bapak baca dari bawahan. Tapi lihatlah penebangan dan perusakan hutan di Kalimantan maupun Sumatera. Itu banyak yang dijadikan lahan sawit untuk kepentingan pribadi atau golongan, kenapa itu ijinnya lancar-lancar aja ya pak? Apa tidak terpikirkan tentang flora-fauna dana ya pak? Pesan saya, tolong dikaji lagi pak yang mau menebang pohon tersebut," jelas @waliyus77.
Sebelumnya, Presiden Jokowi ungkapkan bahwa penanganan perubahan iklim dapat terealisasi jika dilakukan bersama dalam tindakan nyata. Presiden menyampaikan bahwa G20 harus menjadi katalisator pemulihan hijau dan memastikan tidak ada satu pihak pun yang tertinggal.
“Penanganan perubahan iklim harus diletakkan dalam kerangka besar pembangunan berkelanjutan,” jelasnya.
Menurutnya, dalam mengatasi perubahan iklim diharuskan untuk terus bergerak maju. Hal itu akan beriringan dengan berbagai tantangan global seperti pengentasan kemiskinan dan pencapaian target SDGs.
“Saya paham, sebagai salah satu pemilik hutan tropis terbesar di dunia, Indonesia memiliki arti strategis dalam menangani perubahan iklim. Posisi strategis tersebut kami gunakan untuk berkontribusi. Deforestasi di Indonesia dapat ditekan ke titik terendah dalam 20 tahun terakhir. Indonesia telah melakukan rehabilitasi 3 juta hektar critical land pada 2010-2019,” imbuhnya.
Sebagai informasi, Indonesia telah menargetkan Net Sink Carbon untuk sektor lahan dan hutan selambat-lambatnya pada 2030 dan Net Zero pada 2060.
Kawasan Net Zero dikembangkan termasuk pembangunan Green Industrial Park di Kalimantan Utara seluas 13.200 hektar, yang menggunakan energi baru terbarukan dan menghasilkan green product.