Bisnis.com, JAKARTA – Putra Mahkota Kerajaan Inggris, Pangeran Charles menyampaikan apresiasinya kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) karena dinilai berhasil menyelamatkan alam di hadapan pemimpin dunia pada KTT G20 di Italia pada Minggu (31/10).
Menurutnya, orang nomor satu di Indonesia tersebut memberikan dampak besar pada upaya penyelamatan planet dari perubahan iklim dengan ragam bentuk perjuangannya dalam menyelamatkan alam Indonesia.
Alhasil, dia pun berharap pada keberhasilan Presiden Joko Widodo untuk memerangi masalah perubahan iklim dalam kepemimpinannya di Presidensi G20 ke depan. Penyebabnya, pemimpin dunia turut melihat kerja keras Presiden Jokowi.
"Ini juga alasan mengapa saya berharap Presiden Joko Widodo sukses di setiap langkahnya ketika Anda [PM Draghi] menyerahkan perjuangan [presidensi G20] kepada beliau [Jokowi]," kata Pangeran Charles dikutip dari Youtube G20 Italy, Senin (1/11/2021).
Sekadar informasi, isu perubahan iklim memang terus menjadi perhatian banyak negara menyusul pemanasan global yang terus memburuk menyebabkan bencana alam dan perubahan cuaca ekstrem di banyak kawasan.
Lebih lanjut, Pangeran Charles melihat upaya penyelamatan planet dari bencana perubahan iklim membutuhkan biaya besar. Dia juga menilai Indonesia sangat vital bagi pemulihan iklim dunia sebab memiliki hutan mangrove terbesar dan hutan tropis yang luar biasa besar.
Menurut pangerangn Charles, tak ada satu pun pemerintahan yang mampu melakukan penyelamatan planet dengan sikap individu, melainkan harus dikerjakan secara bergotong-royong.
Senada, Presiden Jokowi menyatakan penanganan perubahan iklim dan lingkungan hidup, hanya bisa dilakukan dengan bekerja sama dalam tindakan nyata, bukan saling menyalahkan.
Pernyataan ini disampaikan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) ketika berbicara dalam KTT G20 sesi II dengan topik perubahan iklim, energi dan lingkungan hidup di La Nuvola, Roma, Italia, Minggu (31/10).
“Indonesia ingin G20 memberikan contoh, Indonesia ingin G20 memimpin dunia, dalam bekerja sama mengatasi perubahan iklim dan mengelola lingkungan secara berkelanjutan dengan tindakan nyata,” kata Presiden Jokowi.
Lebih lanjut Presiden menyampaikan bahwa G20 harus menjadi katalisator pemulihan hijau dan memastikan tidak ada satu pihak pun yang tertinggal.
“Penanganan perubahan iklim harus diletakkan dalam kerangka besar pembangunan berkelanjutan,” ucap Presiden.
Bahkan, kata Jokowi, penanganan perubahan iklim harus bergerak maju seiring dengan penanganan berbagai tantangan global lainnya seperti pengentasan kemiskinan dan pencapaian target SDGs.
“Saya paham, sebagai salah satu pemilik hutan tropis terbesar di dunia, Indonesia memiliki arti strategis dalam menangani perubahan iklim. Posisi strategis tersebut kami gunakan untuk berkontribusi. Deforestasi di Indonesia dapat ditekan ke titik terendah dalam 20 tahun terakhir," ungkapnya.
Selain itu, dia menyebut Indonesia telah melakukan rehabilitasi 3 juta hektare critical land pada 2010-2019.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden menyampaikan bahwa Indonesia telah menargetkan Net Sink Carbon untuk sektor lahan dan hutan selambat-lambatnya tahun 2030 dan “Net Zero” di tahun 2060 atau lebih cepat.
Kawasan Net Zero mulai dikembangkan termasuk pembangunan Green Industrial Park di Kalimantan Utara seluas 13.200 hektare, yang menggunakan energi baru terbarukan dan menghasilkan green product.