Bisnis.com, WASHINGTON - Amerika Serikat mencoba melindungi orang-orang Yahudi dari hasutan yang dapat memicu kekerasan.
Hal itu tersirat dari kecaman keras Kemlu AS atas komentar yang baru-baru ini disampaikan Presiden Turki Tayyip Erdogan.
AS menilai komentar Erdogan terhadap orang-orang Yahudi sebagai sikap anti Semit, kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price, Selasa (18/5/2021) waktu setempat.
"Kami mendesak Presiden Erdogan dan para pemimpin Turki lainnya untuk menahan diri dari komentar yang menghasut, yang dapat memicu kekerasan lebih lanjut," kata Price dalam sebuah pernyataan.
Price menegaskan soal ujaran anti-Semit yang harus dihindari.
"Bahasa anti-Semit tidak memiliki tempat di mana pun," ujarnya.
Namun, Price tidak memerinci ucapan Erdogan mana yang dianggap Amerika Serikat sebagai sikap anti-Semit. Departemen Luar Negeri AS pun tidak segera menanggapi permintaan klarifikasi.
Erdogan, yang merupakan pembela vokal Palestina, telah mengkritik Israel karena melakukan serangan udara di Gaza dan menyebutnya sebagai "negara teror" setelah polisi Israel menembakkan peluru karet ke orang-orang Palestina yang melempar batu di Yerusalem.
Anti-Semit adalah suatu sikap permusuhan, prasangka, kebencian dan diskriminasi terhadap orang Yahudi, baik sebagai penganut agama Yahudi maupun kelompok etnis.