Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengapresiasi tindakan tegas yang dilakukan Pangdam Jaya Dudung Abdurachman usai terjadinya kerumunan besar di Jakarta.
Hal itu disampaikan Presiden Jokowi dalam dalam wawancara khusus dengan Metro TV berjudul "Jurus Jokowi Atasi Pandemi" yang diunggah pada akun youtube metrotvnews, Kamis (26/11/2020).
"Itu saya kira memang ketegasan itu yang kita perlukan. Tapi tetap semua harus dalam koridor aturan dan koridor undang-undang yang berlaku. Saya apresiasi ketegasan-ketegasan seperti itu," kata Jokowi.
Seperti diketahui, Pangdam Jaya dengan tegas menyatakan akan menindak pihak yang berupaya mengganggu kesatuan dan persatuan di Jakarta.
Selain itu, Pangdam Jaya juga memerintahkan jajarannya untuk mencopot baliho-baliho yang tidak sesuai peraturan, termasuk baliho imam besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab.
Selain itu, Jokowi juga menyampaikan tanggapannya mengenai kerumunan yang terjadi di beberapa wilayah di Indonesia, termasuk di Jakarta pada masa pandemi Covid-19.
Baca Juga
"Selalu saya sampaikan kepada ketua komite [KPCPEN], ketua satgas, dan daerah semuanya agar yang namanya kerumunan-kerumunan besar itu dihindari, kerumunan sedang pun dihindari, kerumunan kecil pun diingatkan. Sehingga ketegasan itu penting sekali," ujar Jokowi.
Jokowi juga menekankan pentingnya penegakkan terhadap aturan, penegakkan terhadap hukum kekarantinaan itu betul-betul harus diikuti oleh seluruh pihak.
"Diharapkan kita menjadi contoh dari kedisiplinan dari melakukan protokol kesehatan," imbuh Jokowi.
Agar peristiwa kerumunan tidak kembali terjadi Presiden Jokowi juga meminta adanya ketegasan dari pihak yang berwenang.
"Komitenya harus tegas, satgas harus tegas, satgas daerah harus tegas, semuanya sampai provinsi dan kabupaten/kota. Kalau tidak apa yang dikerjakan selama 8 bulan lebih ini jadi sia-sia," ujarnya.
Dalam wawancara tersebut, Jokowi juga membahas sejumlah hal mulai dari penanganan pandemi Covid-19, pemulihan ekonomi nasional, hingga vaksin Covid-19.
Seperti diberitakan sebelumnya, Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman menyebutkan jika diperlukan, pemerintah bisa membubarkan Front Pembela Islam (FPI) pimpinan Rizieq Shihab.
"Kalau perlu, FPI bubarkan saja! Kok mereka yang atur. Suka atur-atur sendiri," kata Dudung usai Apel Kesiagaan Pasukan Bencana di Jakarta, Jumat (20/11/2020)
Dudung menegaskan hal itu terkait dengan pemasangan spanduk dan baliho yang bermuatan ajakan revolusi dan provokatif dari pimpinan FPI.
Perwira tinggi itu menyampaikan perintah kepada anggota Kodam Jaya untuk menertibkan spanduk dan baliho ajakan provokatif.
"Itu perintah saya, berapa kali Satpol PP turunkan dinaikkan lagi. Jadi, siapapun di Republik ini. Ini negara hukum harus taat hukum. Kalau pasang baliho, jelas aturan bayar pajak, tempat ditentukan. Jangan seenak sendiri, seakan-akan dia paling benar," tegas Dudung.
Dudung menyatakan petugas Kodam Jaya akan membersihkan baliho provokatif dan akan menindak tegas oknum yang terlibat mengajak revolusi.
"Jangan coba-coba ganggu persatuan dan kesatuan dengan merasa mewakili umat Islam," ujarnya.