Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Konsulat Prancis di Jeddah, Arab Saudi, Diserang Pria dengan Sajam

Kedutaan Besar Prancis di Arab Saudi menyatakan seorang penjaga telah menjadi korban penyerangan dengan senjata tajam. Kondisi korban tidak kritis.
Ilustrasi - Warga menyerukan slogan saat menyalakan api membakar spandukdengan bendera Prancis yang dicoret dalam aksi protes mengecam penerbitan kartun Nabi Muhammad di Prancis dan komentar Presiden Emmanuel Macron, di Peshawar, Pakistan, Senin, 26 Oktober 2020/Antara Foro/Reuters/Fayaz Aziz/FOC/djo
Ilustrasi - Warga menyerukan slogan saat menyalakan api membakar spandukdengan bendera Prancis yang dicoret dalam aksi protes mengecam penerbitan kartun Nabi Muhammad di Prancis dan komentar Presiden Emmanuel Macron, di Peshawar, Pakistan, Senin, 26 Oktober 2020/Antara Foro/Reuters/Fayaz Aziz/FOC/djo

Bisnis.com, JAKARTA - Konsulat Prancis di Jeddah, Arab Saudi, menjadi sasaran penyerangan seorang pria yang membawa senjata tajam.

TV pemerintah melaporkan pria berkewarganegaraan Arab Saudi itu diamankan di Jeddah usai menyerang dan melukai seorang penjaga di konsulat Prancis.

Kedutaan Besar Prancis mengatakan konsulat menjadi sasaran serangan pisau yang menyasar seorang penjaga. Keterangan resmi Kedubes Prancis itu juga menyatakan korban telah dibawa ke rumah sakit dan kondisinya tidak kritis.

"Kedutaan besar Prancis mengecam keras serangan terhadap properti diplomatik sebagai tindakan yang tidak dapat dibenarkan," menurut pernyataan kedutaan.

Serangan itu terjadi setelah pria bersenjatakan pisau yang meneriakkan 'Allahu Akbar' memenggal seorang perempuan dan menewaskan dua orang lainnya di Kota Nice, Prancis pada Kamis pagi. Wali Kota Nice Christian Estrosi menggambarkan serangan tersebut sebagai terorisme.

Prancis masih berduka dengan kasus pemenggalan guru sekolah, Samuel Paty, oleh seorang pria asal Chechnya pada Oktober ini.

Pelaku mengaku ingin membalas Paty karena telah memperlihatkan kartun Nabi Muhammad dalam sebuah diskusi di kelas.

Sejak pembunuhan Paty, pejabat Prancis menegaskan kembali hak untuk memperlihatkan kartun tersebut, dan gambar-gambar itu secara luas dipajang dalam sebuah aksi solidaritas untuk guru tersebut.

Hal itulah yang telah memicu amarah di sebagian dunia Muslim, dengan sejumlah pemerintah menuduh Presiden Prancis Emmanuel Macron mengejar agenda anti-Islam.

Arab Saudi pada Selasa mengecam kartun yang menghina Nabi Muhammad, namun kerajaan itu tidak menggemakan seruan dari berbagai negara Muslim lain untuk mengambil tindakan terkait gambar Nabi yang dipajang di Prancis.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Antara/Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper