Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Basilika Notre Dame di Nice, Prancis Diserang Oknum Berpisau: Tiga Tewas

Serangan ke gereja Notre Dame ini merupakan yang ketiga kalinya terjadi sejak dihelatnya pengadilan tekait terorisme terkait kasus Charlie Hebdo.
Lokasi penyerangan oknum pria berpisau, Basilika Notre Dame di Nice, Prancis, tampak ditutup dan diawasi kepolisian setempat/Twitter-@cestrosi
Lokasi penyerangan oknum pria berpisau, Basilika Notre Dame di Nice, Prancis, tampak ditutup dan diawasi kepolisian setempat/Twitter-@cestrosi

Bisnis.com, JAKARTA - Wali Kota Nice, Prancis, Christian Estrosi melaporkan adanya serangan dari seorang pelaku bersenjatakan pisau di sebuah gereja di kota tersebut, Kamis (29/10/2020). Peristiwa tersebut merupakan serangan ketiga dalam dua bulan terakhir di Prancis.

Dilansir Bloomberg, pelaku itu dilaporkan terluka oleh polisi dan tengah dirawat di rumah sakit setelah aksi di Basilika Notre Dame itu. Lokasi gereja itu hanya berjarak kurang dari satu kilometer atau setengah mil dari lokasi peristiwa 2016 yakni ketika seorang penyerang menabrakkan sebuah truk ke kerumunan Hari Bastille dan menewaskan puluhan orang.

Pelaku penyerangan terbaru ini diyakini bertindak sendiri. Dua pejabat polisi setempat pun mengabarkan bahwa mereka tidak lagi menyelidiki pelaku penyerang lain.

Kantor kejaksaan anti-terorisme Prancis membuka penyelidikan atas pembunuhan tersebut. Serangan ini merupakan yang ketiga kalinya terjadi sejak dihelatnya pengadilan tekait terorisme pada September 2020 tentang kasus pembunuhan Januari 2015 di surat kabar satir, Charlie Hebdo dan supermarket halal.

“Dia berteriak 'Allah Akbar!' berulang-ulang, bahkan setelah dia terluka, ”kata Wali Kota Nice Christian Estrosi kepada televisi BFM.

Dia juga mengabarkan bahwa tiga orang telah meninggal, dua di dalam gereja dan satu lagi melarikan diri tetapi terluka parah.

Lokasi kejadian tampak sudah ditutup dan dikelilingi oleh polisi dan kendaraan darurat.

Majelis parlemen Prancis menangguhkan pembahasan tentang pembatasan terkait Covid-19 di negara tersebut dan melakukan hening cipta untuk para korban.

Setelah peristiwa di Nice itu, perdana menteri pun bergegas ke pusat krisis untuk mengawasi, sedangkan Presiden Prancis Emmanuel Macron menuju ke lokasi pada sore harinya.

Seperti diketahui, kurang dari dua minggu yang lalu, seorang penyerang lain memenggal kepala seorang guru sekolah menengah Perancis yang menunjukkan karikatur Nabi Muhammad untuk sebuah kelas tentang kebebasan berbicara. Karikatur itu diterbitkan oleh Charlie Hebdo dan dikutip oleh orang-orang yang menembaki rapat editorial surat kabar pada 2015.

Pada September 2020, seorang pria yang mencari suaka di Prancis menyerang orang-orang di luar bekas kantor Charlie Hebdo dengan pisau daging.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper