Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Unggah Kartun Menghina Korban Gempa Turki, Charlie Hebdo Panen Kecaman

Majalah satir asal Prancis Charlie Hebdo menuai kecaman setelah mengunggah kartun yang dinilai tidak sensitif terhadap korban gempa Turki.
Taufan Bara Mukti
Taufan Bara Mukti - Bisnis.com 09 Februari 2023  |  11:16 WIB
Unggah Kartun Menghina Korban Gempa Turki, Charlie Hebdo Panen Kecaman
Kartun Charlie Hebdo yang dinilai menghina korban gempa Turki - Twitter Charlie Hebdo.

Bisnis.com, SOLO - Majalah satir asal Prancis Charlie Hebdo menuai kecaman setelah mengunggah kartun yang dinilai tidak sensitif terhadap korban gempa Turki.

Charlie Hebdo memang dikenal dengan gambar kartun bernada satir yang kerap menimbulkan kontroversi.

Kali ini majalah asal Prancis itu kembali menggegerkan publik dengan kartun bertemakan gempa Turki.

"Kartun Hari Ini," tulis Charlie Hebdo di Twitter, beberapa jam setelah terjadi gempa di Turki dengan magnitudo 7,9, Senin (6/2/2023).

Kartun itu menggambarkan bangunan yang rusak, mobil terguling, dan puing-puing yang berasal dari reruntuhan bangunan.

Sepintas gambarnya memang biasa saja. Akan tetapi, tulisan dalam kartun tersebut yang kemudian membuat Charlie Hebdo dibanjiri komentar negatif.

"Gempa bumi di Turki. Bahkan [tidak] perlu mengirim tank," bunyi tulisan dalam kartun tersebut.

Kartun tersebut dinilai sebagai bentuk satir dari penolakan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan untuk mengirim tank ke Ukraina. 

Juru bicara kepresidenan Turki Ibrahim Kalin langsung bereaksi dengan peluncuran kartun tak sensitif oleh Charlie Hebdo.

Kalin menyayangkan ada pihak yang tak menunjukkan empati terhadap korban gempa Turki yang disebut-sebut jumlahnya mencapai puluhan ribu.

"Orang barbar modern! Semoga tenggelam dalam amarah dan kebencianmu," tulis Ibrahim Kalin dalam akun Twitter pribadinya.

Politisi Turki dan perwakilan Partai AK di London, Abdurrahim Boynukalin, menyebut Charlie Hebdo hanya mengejar kontroversi tanpa mengindahkan batasan-batasan moral.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

Gempa Turki Charlie Hebdo prancis
Editor : Taufan Bara Mukti

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top