Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Prancis Emmanuel Macron menegaskan bahwa karikatur Nabi Muhammad yang dipublikasikan majalah Charlie Hebdo bukanlah proyek pemerintah Prancis.
Hal tersebut diungkapkan Macron dalam wawancara eksklusif dengan stasiun televisi yang berbasis di Qatar, Sabtu (31/10/2020).
“Karikatur itu bukanlah proyek pemerintah, tetapi muncul dari surat kabar yang bebas dan independen yang tidak berafiliasi dengan pemerintahan,” kata Macron seperti dikutip dari Aljazeera, Minggu (1/11/2020).
Menurut Macron reaksi kemarahan Muslim di berbagai negara berasal dari kebohongan dan informasi yang terdistorsi karena orang-orang beranggapan ia mendukung kartun tersebut.
Namun, Presiden Macron bersikukuh akan membela kebebasan berbicara, menulis, dan menggambar.
Macron mengungkapkan dirinya memahami jika umat Islam terkejut dengan kartun Nabi Muhammad, tetapi yang dia perangi “Islam radikal” yang mengancam seluruh masyarakat, terutama Muslim.
Baca Juga
“Saya memahami sentimen yang diekspresikan dan saya menghormatinya. Namun Anda harus memahami bahwa peran saya sekarang ada dua hal, menyerukan ketenangan dan melindungi hak-hak,” ungkap Macron.
Karikatur yang dimaksud adalah yang dipublikasikan oleh majalah Charlie Hebdo pada September 2020 dalam edisi mengenang penyerangan kantor redaksinya pada 2015 lalu.
Macron menyebut hal itu merupakan “hak untuk mengutuk”.
Beberapa saat setelahnya, Macron menyebut Islam “sedang dalam krisis secara global” dan mengumumkan, dalam sebuah pidato, rencananya untuk mereformasi Islam agar menyesuaikan dengan Prancis.
Rentetan pernyataan Macron tersebut telah memicu kemarahan Muslim di berbagai negara, seperti Pakistan, Palestina, Somalia, Rusia dan lainnya.
Bagi Muslim, Nabi Muhammad sangat dihormati sehingga segala jenis penggambaran visual dilarang dalam Islam.
Karikatur yang dipublikasikan dipandang oleh komunitas Muslim sebagai tindakan yang menghina dan mendukung Islamofobia karena dianggap mengaitkan Islam dengan terorisme.
Sementara itu, Marwan Bishara, analis politik senior Aljazeera mengungkapkan bahwa pernyataan Macron mengenai karikatur tersebut adalah upaya untuk mengklarifikasi.
Dia menilai ketegangan ini sebaiknya tidak berlanjut karena tidak akan ada pihak yang dimenangkan dalam kasus ini. Justru Muslim di Eropa yang akan dirugikan.
“Macron sekarang sudah menyadari bahwa [pernyataannya] kontroversial dan dia tidak bermaksud untuk mengkritisi Islam sebagai agama. Hal ini seharusnya dapat memperbaiki atmosfer antara Prancis, Eropa, dan dunia Islam,” ujar Marwan.