Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Turki Kecam Aksi Teror di Nice dan Serukan Solidaritas untuk Prancis

Dalam pernyataan pers Kementerian Luar Negerinya, Turki menyatakan bahwa tidak ada alasan apapun yang bisa menjustifikasi pembunuhan warga tidak bersalah di Nice.
Sejumlah petugas keamanan berjaga di depan Basilika Notre Dame di Nice, Prancis. Wilayah tersebut tampak dilarang untuk umum setelah aksi penyerangan oleh oknum bersenjata tajam menewaskan tiga orang, Kamis (29/10/2020)/ Twitter-@cestrosi
Sejumlah petugas keamanan berjaga di depan Basilika Notre Dame di Nice, Prancis. Wilayah tersebut tampak dilarang untuk umum setelah aksi penyerangan oleh oknum bersenjata tajam menewaskan tiga orang, Kamis (29/10/2020)/ Twitter-@cestrosi

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Turki angkat bicara terkait aksi terorisme di Notre-Dame Basilicia, Nice, Prancis, Kamis (29/10/2020). Serangan seorang oknum bersenjata tajam di sebuah gereja itu telah menyebabkan 3 orang tewas dan sejumlah korban luka.

Dalam pernyataan pers Kementerian Luar Negerinya, Turki mengecam aksi tersebut. Turki menyatakan bahwa tidak ada alasan apapun yang bisa menjustifikasi pembunuhan warga tidak bersalah di Nice.

"Sangat jelas bahwa mereka yang mengorganisir serangan brutal di tempat suci tersebut tidak memiliki nilai-nilai kemanusiaan, moral, ataupun religiositas," ujar pernyataan pers Kementerian Luar Negeri Turki, dikutip dari CNN, Kamis, (29/10/2020).

Kementerian Luar Negeri Turki melanjutkan bahwa mereka menyatakan solidaritas terhadap para korban dan keluarga mereka. Mereka turut berduka atas apa yang terjadi dan berharap kasus tersebut dapat segera dituntaskan.

Turki tidak lupa menyinggung isu terorisme yang tengah dihadapi Prancis. Sebagaimana diketahui, dalam dua pekan terakhir, total sudah dua kali Prancis berhadapan dengan kasus terorisme.

Sebelum kasus di Nice, kasus serupa terjadi pada 16 Oktober lalu di Paris yang menewaskan seorang guru bernama Samuel Paty.

"Sebagai negara yang berurusan dengan berbagai macam terorisme dan kehilangan warga karenanya, kami menekankan solidaritas dengan warga Prancis, terutama penduduk Nice, terkait perang terhadap terorisme," ujar Kementerian Luar Negeri Turki menambahkan.

Belum diketahui apakah pernyataan terbaru dari Turki tersebut sekaligus sebagai ajakan 'gencatan' dengan Prancis. Beberapa hari terakhir, hubungan kedua negara memanas karena ucapan Presiden Emmanuel Macron dan karikatur dari Charlie Hebdo.

Emmanuel Macron menuding Islam Radikal sebagai dalang di balik sejumlah aksi teror di Prancis. Menurutnya, hal tersebut sebagai hasil dari krisis Islam. Oleh karena itu, dia akan bertindak lebih tegas terhadap komunitas Islam yang dirasa radikal, termasuk menutup masjid yang melindungi mereka.

Hal itu diperburuk dengan dukungan penerbitan kembali karikatur Nabi Muhammad dari majalah Charlie Hebdo. Bahkan, Charlie Hebdo edisi pekan ini menampilkan karikatur Erdogan sebagai sampul utamanya. Hal itu mendorong boikot produk-produk Prancis oleh Turki.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Tempo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper