Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Prancis Emmanuel Macron menyerukan persatuan bagi masyarakat negara itu setelah aksi oknum bersenjata tajam telah menewaskan tiga orang di Basilika Notre Dame di Nice, Kamis (29/10/2020).
Hal itu diungkapkannya melalui akun Twitter pribadinya, @EmmanuelMacron. Dia mengingatkan warganya untuk tidak terpecah dalam situasi ini.
"Saya menyerukan persatuan semua. Prancis, Prancis, Apapun agamamu, beriman atau tidak, kita harus bersatu pada saat-saat ini. Jangan menyerah pada semangat perpecahan. Di Prancis, hanya ada satu komunitas, itu komunitas nasional," demikian cuitannya.
Macron menilai saat ini Prancis tengah diserang. Serangan yang disebutnya sebagai 'terorisme Islam' itu telah terjadi tiga kali di Kota Nice.
Namun, dia mengingatkan masyarakat untuk tidak menyerah pada aksi terorisme tersebut.
"Adalah ketiga kalinya terorisme Islam melanda kota Anda, penduduknya. Saya tahu keterkejutan yang Anda rasakan, bersama Anda di seluruh negeri, dan saya percaya, seluruh dunia. Janganlah kita menyerah pada roh teror apa pun," ujarnya.
Baca Juga
Niçoises, Niçois,
— Emmanuel Macron (@EmmanuelMacron) October 29, 2020
C’est la troisième fois que le terrorisme islamiste frappe votre ville, ses habitants. Je sais le choc que vous ressentez, avec vous tout le pays, et je le crois, le monde entier. Ne cédons à aucun esprit de terreur.
Oleh karena itu, Macron memutuskan untuk memobilisasi tentara dalam beberapa jam ke depan. Prancis, jelas dia, akan mengirimkan sekitar 3.000 hingga 7.000 tentara.
Seperti diberitakan sebelumnya, serangan dari seorang pelaku bersenjatakan pisau di sebuah gereja di Nice itu merupakan serangan ketiga dalam dua bulan terakhir di Prancis.
Dilansir Bloomberg, pelaku itu dilaporkan terluka oleh polisi dan tengah dirawat di rumah sakit setelah aksi di Basilika Notre Dame itu. Pelaku penyerangan terbaru ini diyakini bertindak sendiri.
“Dia berteriak 'Allah Akbar!' berulang-ulang, bahkan setelah dia terluka, ”kata Wali Kota Nice Christian Estrosi kepada televisi BFM.
Pelaku penyerangan terbaru ini diyakini bertindak sendiri. Dua pejabat polisi setempat pun mengabarkan bahwa mereka tidak lagi menyelidiki pelaku penyerang lain.
Dia juga mengabarkan bahwa tiga orang telah meninggal, dua di dalam gereja dan satu lagi melarikan diri tetapi terluka parah. Lokasi kejadian tampak sudah ditutup dan dikelilingi oleh polisi Prancis dan kendaraan darurat.