Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan bahwa apa yang dilakukan Prancis saat ini adalah memerangi teroris.
Di saat yang sama, dia masih menyatakan dukungannya terhadap kebebasan menulis dan menggambar.
Hal ini diungkapkan Macron melalui akun Twitter-nya dengan menggunakan bahasa Arab. Dia juga menyertakan hasil wawancaranya dengan stasiun televisi Aljazeera, Sabtu (31/10/2020).
Macron mengatakan banyak kebohongan yang beredar soal sikap Prancis. Macron menegaskan bahwa kekerasan tidak dapat diterima di Prancis.
?".?????* ????"?'.?* ?** "? ??? ?????. ??*??. *. ????"?'.?* ?* ?"*??? "?* .??????? .? ?"???"? ??* ?"?*?? ?"?????? "? ??? ?* ?f?* "** *?? ?'?' ?"????* ?"????.
— Emmanuel Macron (@EmmanuelMacron) October 31, 2020
?'?"*? "f. ?f" ????: "?? ?? ?"?*?. pic.twitter.com/J25j8iw2p8
Baca Juga
"Apa yang kami lakukan sekarang di Prancis adalah memerangi terorisme yang dilakukan atas nama Islam, bukan Islam itu sendiri. Terorisme ini telah merenggut nyawa lebih dari 300 warga kita," tulisnya.
Kendati demikian, Macron masih menunjukkan dukungan terhadap kebebasan karya tulis dan gambar. Padahal hal ini menjadi pemicu kemarahan umat Muslim di berbagai negara seperti Pakistan, Rusia, Palestina, dan lainnya.
Macron tidak melarang majalah Charlie Hebdo yang kembali mempublikasikan karikatur Nabi Muhammad setelah sempat diprotes pada 2015.
"Saya mendukung kemampuan menulis, berpikir, dan menggambar dengan bebas di negara saya, ini adalah hak dan kebebasan kami. Saya menyadari ini bisa mengejutkan dan saya menghormatinya, tetapi kita harus membicarakannya," tulis Macron.
Macron menyebut para ekstremis menyatakan bahwa Prancis tidak boleh dihormati. Para ekstremis dianggap mengajarkan bahwa wanita tidak setara dengan pria dan gadis kecil tidak boleh memiliki hak yang sama dengan anak laki-laki.
"Saya memberi tahu Anda dengan sangat jelas: Tidak di negara kita," ujar Macron.
Seperti diberitakan sebelumnya, hubungan Prancis dengan negara Islam menjadi tegang lantaran pernyataan yang dilontarkan Macron setelah kejadian pembunuhan seorang guru yang berdiskusi soal karikatur Nabi Muhammad.
Macron mengatakan bahwa karikatur Nabi Muhammad tidak akan dilarang.
Beberapa pemimpin negara bahkan telah mengeluarkan pernyataan resmi mengutuk pernyataan Macron.
Presiden Joko Widodo menyebutkan Macron telah menghina agama Islam dan melukai perasaan umat Islam di seluruh dunia.