Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Prancis Emmanuel Macron telah satu suara dengan Presiden Prabowo Subianto untuk mendukung kemerdekaan Palestina.
Macron menyatakan akan mengakui Palestina sebagai negara pada September 2025. Pengumuman resmi tersebut akan disampaikan dalam rangkaian Sidang Umum Tahunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) berikutnya yang digelar di New York.
“Sejalan dengan komitmen historis Prancis terhadap perdamaian yang adil dan abadi di Timur Tengah, saya telah memutuskan bahwa Prancis akan mengakui Negara Palestina,” ujar Macron dalam unggahan di media sosial yang dikutip dari Bloomberg pada Jumat (25/7/2025).
Sejak tahun lalu, Macron telah menyampaikan Prancis—negara dengan komunitas Yahudi dan Muslim terbesar di Eropa—membuka peluang untuk mengakui negara Palestina. Dia bahkan sempat merencanakan konferensi bersama Arab Saudi di New York pada Juni lalu untuk membahas hal tersebut, namun dibatalkan akibat eskalasi militer antara Israel dan Iran.
Pejabat Prancis dan Saudi kini dijadwalkan memimpin konferensi tingkat menteri pekan depan di New York untuk membahas pengakuan terhadap Palestina. Namun, Departemen Luar Negeri AS memastikan bahwa Amerika Serikat tidak akan ambil bagian dalam konferensi tersebut.
Kementerian Luar Negeri Prancis mengungkapkan bahwa keputusan Macron telah disampaikan secara resmi kepada Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas melalui surat, yang diantar langsung oleh Konsul Prancis di Yerusalem.
Baca Juga
Meski sejumlah negara Barat kian lantang mengkritik Israel atas dampak serangan terhadap warga sipil di Gaza, belum ada anggota G7 selain Prancis yang mengambil langkah konkret untuk mengakui Palestina sebagai negara. Spanyol, Irlandia, dan Norwegia tercatat sebagai beberapa negara Barat yang telah lebih dulu mengakui Palestina.
Pengumuman Macron juga memberikan tekanan tambahan terhadap Perdana Menteri Inggris Keir Starmer, yang mendapat desakan dari sejumlah anggota senior pemerintahannya untuk mengikuti jejak Prancis.
Dalam pernyataannya pada Kamis, Starmer menyebut bahwa “kenegaraan adalah hak tak terpisahkan rakyat Palestina” dan gencatan senjata dapat menjadi jalan menuju pengakuan. Namun, ia belum menetapkan tenggat waktu yang pasti.
Di sisi lain, perundingan gencatan senjata di Gaza kembali menemui jalan buntu pada Kamis, setelah delegasi AS dan Israel menarik diri dari meja perundingan.
Satu Suara dengan Prabowo
Dalam kunjungan ke kenegaraan Prabowo ke Prancis baru-baru ini, disebutkan Prancis mendukung solusi dua negara atau two-states solution untuk penyelesaian konflik di Palestina.
Dalam kesempatan jamuan makan malam privat dengan Macron, Prabowo membenarkan solusi dua negara turut dibahas pertemuan tersebut.
"Iya, iya, iya, dibahas. Prancis mendukung two states solution," ungkapnya di Bandara Orly, Paris, dikutip Selasa (15/7/2025).
Di berbagai forum, Presiden Prabowo telah banyak menyampaikan sikap Indonesia yang memandang bahwa penyelesaian two-state solution merupakan jalan satu-satunya untuk mencapai perdamaian yang benar.
Prabowo sempat menyerukan agar Israel mengakui kedaulatan negara Palestina. Pernyataan tersebut disampaikan Presiden Prabowo dalam keterangan pers bersama Presiden Republik Prancis, Emmanuel Macron di Istana Merdeka, Jakarta, pada Rabu (28/5/2025).
“Indonesia sudah menyampaikan begitu negara Palestina diakui oleh Israel, Indonesia siap untuk mengakui Israel dan kita siap untuk membuka hubungan diplomatik dengan Israel. Kami juga menyampaikan bahwa Indonesia siap untuk menyumbang pasukan perdamaian di kawasan tersebut,” ucapnya.
Pada kesempatan tersebut, Prabowo turut menyampaikan apresiasi atas peran aktif Prancis dalam memperjuangkan keadilan dan kemerdekaan bagi Palestina.
Dia menekankan bahwa Indonesia dan Prancis memiliki visi yang sejalan dalam mendesak penghentian kekerasan dan memperluas akses kemanusiaan di wilayah Gaza.
“Prancis akan terus mendesak segera diberlakunya penghentian kegiatan bersenjata di Gaza. Dan menyerukan jaminan terhadap akses kemanusiaan penuh,” ujar Prabowo.