Bisnis.com, JAKARTA – Genap setahun pemerintahan Joko Widodo-Ma’ruf Amin memimpin Indonesia. Bagaimana pendapat para ahli terkait gaya kepemimpinan Jokowi di periode kedua?
Direktur Pusat Konstitusi (Pusako) Fakultas Hukum Universitas Andalas Feri Amsari mengatakan watak asli Jokowi baru terlihat setelah enam tahun menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia. Tak tanggung-tanggung, Feri menyebut periode kedua pemerintahan Jokowi merupakan kutukan.
“Jadi ada di dalam berbagai literasi soal hukum tata negara dan politik, ada yang namanya kutukan periode kedua. Di periode kedua itu tidak hanya muncul berbagai skandal, tapi watak asli seorang presiden yang represif,” kata Feri Amsari dalam tayangan Mata Najwa seperti dikutip Bisnis, Kamis (22/10/2020).
Feri mengatakan baru di era pemerintahan Jokowi seorang yang membawa bendera pusaka Merah Putih bisa masuk penjara.
Selain itu, pengamat hukum tersebut ikut menyoroti pembahasan Undang-Undang (UU) sapu jagad atau Omnibus Law Cipta Kerja yang tidak melibatkan banyak masyarakat.
“Hari ini orang berkumpul ramai-ramai seluruhnya membahas ada UU yang tidak melibatkan publik sama sekali. Jokowi sadar betul dan tahu betul UU ini banyak bolong dan salah, tapi dia tidak peduli,” ucapnya.
Baca Juga
Aktivis hukum tersebut mempertanyakan sisi mana Presiden Jokowi yang tidak represif. Menurutnya, sikap represif ditunjukkan Jokowo bukan hanya ke lawan politik, tetapi rakyat Indonesia.
Hal itu merujuk pada penangkapan beberapa aktivis Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) yang dilakukan oleh polisi setelah pengesahan Omnibus Law UU Cipta Kerja.
“Orang yang menangkap lawan politiknya sudah pasti represif. UU yang tidak melibatkan banyak orang, pasti UU yang represif. Kalau mau membantah mestinya diperlihatkan bukti apa bahwa Jokowi demokratis? Tidak ada [demokratis] saya lihat,” ujarnya.