Bisnis.com, JAKARTA - Pemulihan perdagangan Amerika Serikat diperkirakan akan melambat seiring dengan turunnya ekspor dan impor negara tersebut.
Dilansir Forbes, Rabu (7/10/2020), data yang dirilis pada Selasa, (6/10/2020) menunjukkan bahwa perdagangan AS pada Agustus mencapai US$321,59 miliar, turun 9,15 persen secara year-on-year dan hanya naik 2,6 persen dari bulan sebelumnya.
Sebelum rilis data tersebut, perdagangan AS telah mengalami rebound cepat sejak pandemi menyebar. Pada April, penurunan ekspor-impor mencapai 24,07 persen year-on-year dan 29,61 persen pada Mei.
Pada Juni, kenaikan bulanan tercatat sebesar 11,86 persen, turun 17,47 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Adapun pada Juli, kenaikan bulanan sedikit melambat menjadi 10,07 persen dan turun 10,94 persen secara year-on-year.
Hal yang sama juga terjadi pada mitra dagang terbesar AS seperti Meksiko, China, dan Kanada. Perdagangan dengan Meksiko dan Kanada turun lebih dari 10 persen pada Agustus, jika dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya.
Perdagangan AS dengan China sebenarnya naik 2,54 persen karena sekitar 90 persen transaksi kedua negara pada umumnya adalah impor AS, dibandingkan dengan rata-rata global yang hanya di bawah 40 persen. Keuntungan itu didominasi oleh sisi impor.
Baca Juga
Tak hanya dengan Meksiko dan Kanada, perdagangan dengan mitra lain seperti Jepang, Jerman, dan Korea Selatan juga turun lebih dari 10 persen.
Bagi China, ini merupakan bulan ketiga berturut-turut negara itu menempati peringkat pertama di antara semua mitra dagang AS meskipun tahun ini. Hingga Agustus, totalnya adalah US$337,48 miliar untuk Meksiko, US$335,02 miliar untuk Kanada, dan US$332,25 miliar untuk China.
Meksiko menutup 2019 sebagai mitra dagang utama AS untuk pertama kalinya, setelah tiga tahun dengan Cina di puncak. Sebelumnya, sejak bertahun-tahun yang lalu, Kanada telah menjadi mitra dagang utama.