Bisnis.com, JAKARTA - Pakar Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Pandu Riono membantah komentar Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian yang menyebutkan bahwa virus dapat melemah dengan sendirinya.
“Covid-19 ya sangat infeksious, daya tular sangat tinggi, tidak pernah melemah,” katanya melalui pesan singkat kepada Bisnis, Senin (10/9/2020).
Dia menuturkan, selama ini memang sebagian masyarakat yang terinfeksi Covid-19 tidak mengalami gejala apapun. Bahkan banyak pasien yang telah dinyatakan sembuh. Kendati begitu tidak berarti virus melemah.
Pandu juga menampik komentar mantan Kapolri terkait virus influenza. Flu Spanyol itu sempat memakan korban hingga 50 juta, kini dinilai sebagai virus biasa. Dia menyebut komentar keliru dari pejabat negara akan menganggap enteng Covid-19.
“[Virus influenza] tidak melemah, tapi sudah ada vaksinnya. [Akibat komentar keliru Mendagri] Masyarakat bisa percaya dan semakin tidak peduli untuk patuh pada 3M [memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak],” ujarnya.
Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengatakan bahwa setidaknya diperlukan tiga skenario untuk menghadapi pandemi Covid-19. Ketiganya yaitu penemuan vaksin, kekebalan kelompok dan skenario virus melemah dengan sendirinya.
Baca Juga
Vaksin kini masih dikembangkan oleh berbagai negara. Diperkirakan vaksin Covid-19 mulai diproduksi pada 2021. Selain itu, herd immunity atau kekebalan kelompok merupakan proses penularan virus pada dua per tiga dari jumlah populasi agar mendapatkan kekebalan alami.
“Demikian juga kita melihat bahwa herd immunity tidak kita inginkan skenario itu. Maka skenario yang terakhir adalah virusnya melemah sendiri,” katanya saat webinar nasional terkait Pilkada di Tengah Pandemi Covid-19 dikutip Senin (10/9/2020).
“Kita percaya bahwa virus ini adalah berasal dari Tuhan dan hanya Tuhan juga yang bisa menyelesaikannya, dan ini pernah terjadi.,” tutur Mendagri.
Melemahnya virus lanjutnya pernah terjadi dalam kasus spanish flu atau yang kini dikenal sebagai influenza. Saat itu virus tersebut meluas di Eropa dan Amerika pada 1917 - 1920. Sedikitnya 50 juta jiwa diperkirakan menjadi korban.
Lebih lanjut, influenza saat itu sempat membutuhkan herd immunity untuk menghentikan perluasan. Namun perlahan virus tersebut melemah dan hingga kini dianggap sebagai flu biasa oleh masyarakat.