Bisnis.com, JAKARTA - Data yang dikumpulkan oleh United States of Geological Survey (USGS) Amerika Serikat menunjukkan bahwa ledakan besar di Beirut menciptakan gelombang seismik setara dengan gempa bumi berkekuatan 3,3.
Akan tetapi, bedanya ledakan itu bersifat ledakan permukaan sehingga tidak menghasilkan magnitudo. Karena itu harus hati-hati membandingkannya karena pada posisi yang berbeda dengan guncangan bumi.
Ledakan di Beirut tidak menghasilkan magnitudo sebesar gempa bumi, kata Don Blakeman, ahli geofisika di Pusat Informasi Gempa Bumi Nasional AS. Blakeman mengatakan penyebab tidak menghasilkan magnitudo adalah karena sebagian besar energinya masuk ke udara dan bangunan.
“Bukan berarti setara dengan magnitudo 3,3, tapi sebanding dengan gempa dengan ukuran yang sama," katanya seperti dikutip CNN International, Rabu (5/8/2020).
Dia menambahkan bahwa energi yang ditransmisikan ke dalam batuan di tanah itu tidak memadai.
Artinya, jika ledakan itu terjadi di bawah permukaan bumi, besaran kekuatannya akan tercatat lebih tinggi, katanya.
Baca Juga
Sementara itu, Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Beirut mendesak warganya yang berada di area ledakan untuk tinggal di dalam ruangan dan memakai masker pasca ledakan dahsyat itu terjadi.
Imbauan itu disampaikan untuk mengantisipasi terkontaminasi kemungkinan udara beracun yang timbul akibat ledakan.
"Ada laporan gas beracun yang dilepaskan dalam ledakan itu sehingga semua orang di daerah itu harus tinggal di dalam ruangan dan memakai masker jika ada," menurut pernyataan kedutaan memperingatkan, sebagaimana dilaporkan CNN International.
Kedutaan juga mendesak warga AS di daerah yang terkena dampak untuk menghubungi kerabatnya secara langsung atau memperbarui status mereka di media sosial.