Bisnis.com, JAKARTA - Pemuda Pancasila kembali menemui Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (28/8/2019) seusai Pemilihan Presiden 2019.
Seperti diketahui, sebelum Pemilu, Pemuda Pancasila menemui Jokowi di Istana Merdeka pada November 2018. Jokowi juga pernah menghadiri acara deklarasi dukungan dari Pemuda Pancasila Jakarta kepadanya ketika masa kampanye Pilpres pada Maret 2019.
Kali ini, Pemuda Pancasila menemui Jokowi untuk mengundang Presiden menghadiri Musyawarah Besar Ke-10 di Sumatra Utara.
Ketua Umum PP Japto Soelistyo Soerjosoemarno mengatakan PP mengundang Presiden untuk menghadiri Musyawarah Besar tersebut.
"[Kami] meminta kesediaan beliau [Presiden] untuk membuka [Musyawarah Besar]," kata Japto seusai menemui Presiden di Istana Kepresidenan.
Japto menyebut Pemuda Pancasila adalah sebagai mitra pemerintah. Dengan pemikiran itu, ujar Japto, Pemuda Pancasila juga perlu mengetahui program-program pemerintah di semua bidang.
Pemuda Pancasila, menurutnya, bisa menjadi mitra yang baik dalam menyelesaikan masalah-masalah bangsa.
Dalam Musyawarah Besar itu, Japto mengatakan Pemuda Pancasila akan mengevaluasi program 5 tahun lalu, menyiapkan program 5 tahun mendatang dan memilih pengurus baru yang mampu mengeksekusi program periode mendatang.
"Jadi program disesuaikan dengan yang tidak selesai, apa masalahnya, perlu diganti atau dilanjutkan, bikin program baru. Tapi itu kan tidak bisa program sendiri kalau tidak program itu sesuai dengan program pemerintah karena semua untuk kepentingan anggota dan masyarakat," kata Japto.
Salah satu program kerjasama antara Pemuda Pancasila dan pemerintah adalah koperasi. Japto mengatakan kebutuhan masyarakat sekarang dipenuhi oleh toko ritel modern.
Pemuda Pancasila, menurutnya, akan berupaya supaya kebutuhan masyarakat itu akan diadakan oleh masyarakat itu sendiri. Japto menyebut contoh kebutuhan pakaian sekolah.
"Kenapa nggak ada koperasinya, kenapa nggak ada toko-toko kecilnya, kenapa musti yang kebutuhan-kebutuhan umum, primer, kebutuhan pokok diambil orang, kita disisakan sekunder melulu. Nah itu harus [dibuat] masyarakat. Dari rakyat untuk rakyat. Gotong royong. Itu yang akan kita buat," kata Japto.