Bisnis.com, JAKARTA – Perdana Menteri Inggris Theresa May berjanji untuk menetapkan jadwal pemilihan penggantinya setelah pemungutan suara Brexit dilakukan pada minggu pertama Juni.
Janji itu disampaikannya menyusul pertemuan antara perdana menteri dan anggota parlemen senior Partai Konservatif (Tory) yang menuntut tanggal perpisahannya dari Downing Street.
Jika May kehilangan suara pada rencana Brexitnya, yang sudah ditolak tiga kali, menurut sumber BBC, dia akan mengundurkan diri sebagaimana dikutip BBC.com, Jumat (17/5/2019).
Sementara itu, Boris Johnson mengatakan dia akan mencalonkan diri sebagai pemimpin begitu May meninggalkan jabatannya.
Sang perdana menteri selamat dari mosi tak percaya anggota parlemen Konservatif pada akhir tahun lalu. Sesuai peraturan partai dia tidak dapat secara resmi ditantang lagi sampai Desember tahun ini.
Aan tetapi May mendapat tekanan yang meningkat untuk meninggalkan Downing Street pada musim panas ini di tengah kebuntuan Brexit. Sela itu kierja Partai Konservatif dalam pemilihan lokal baru-baru ini di Inggris juga tidak bagus.
Baca Juga
Editor politik BBC Laura Kuenssberg mengatakan bahwa sumber senior partai mengatakan kepadanya bahwa "tidak dapat dibayangkan" perdana menteri dapat tetap menjabat jika anggota parlemen menolak rencana Brexit untuk keempat kalinya.
Sedangkan Ketua Fraksi Konservatif, Sir Graham Brady mengatakan bahwa dia telah mencapai kesepakatan mengenai masa depan perdana menteri selama pembicaraan yang "sangat jujur" di Parlemen.
Dia mengatakan eksekutif komite dan May akan bertemu lagi untuk membahas masa depannya. Pertemuan itu dilakukan setelah sidang parlemen pertama untuk membahas RUU Perjanjian Penarikan Diri yang dimulai pada 3 Juni mendatang.