Bisnis.com, JAKARTA - Boris Johnson resmi menjadi perdana menteri Inggris menggantikan Theresa May yang mengundurkan diri karena kegagalannya memimpin Inggris keluar dari Uni Eropa.
Johnson, 55, diangkat jadi perdana menteri oleh Ratu Elizabeth II dalam pertemuan resmi di Istana Buckingham kemarin waktu setempat seperti dikutip Aljazeera.com, Kamis (25/7/2019).
Pengangkatannya adalah bentuk formalitas setelah pada hari Selasa menjadi pemenang pemilihan di tubuh Partai Konservatif yang berkuasa. Pemilihan internal itu melibatkan pemungutan suara sekitar 160.000 anggota partai.
Siapa Boris Johnson, perdana menteri baru Inggris?
Selama kampanyenya, Johnson berjanji untuk menegosiasikan kembali perjanjian soal Brexit atau keuarnya Inggris dari Uni Eropa.
Negosiasi yang sulit antara May dan para pemimpin Uni Eropa terkait rencana Inggris meninggalkan blok itu paa 31 Oktober yang tidak menghasilkan kesepakatan.
Isi perjanjian ditolak sebanyak tiga kali oleh parlemen Inggris sehingga mendorong May mengumumkan pengunduran dirinya pada Mei di tengah kebuntuan politik.
"Kami akan melakukan kesepakatan baru, kesepakatan yang lebih baik, yang akan memaksimalkan peluang Brexit sambil memungkinkan kami mengembangkan kemitraan baru dan menarik dengan seluruh Eropa berdasarkan pada perdagangan bebas dan dukungan timbal balik," ujar Johnson yang merupakan mantan menteri luar negeri dan Wali Kota London.
"Orang-orang yang bertaruh melawan Inggris akan kehilangan baju mereka, karena kami akan mengembalikan kepercayaan pada demokrasi kami, dan kami akan memenuhi janji-janji parlemen yang berulang kepada rakyat dan keluar dari UE pada 31 Oktober,” kaanya dalam pidato di luar Downing Street, kediaman resmi PM Inggris.
Hampir 52 persen orang Inggris atau lebih dari 17 juta orang memilih untuk meninggalkan Uni Eropa dalam referendum yang diadakan pada Juni 2016. Jumlah pemilih untuk jajak pendapat lebih dari 72 persen.