Bisnis.com, JAKARTA – Perdana Menteri Inggris Theresa May memecat Menteri Pertahanan Gavin Williamson menyusul penyelidikan atas bocornya berita bahwa Inggris secara bersyarat membuka peluang pengembangan jaringan 5G Huawei asal China.
"Perdana Menteri malam ini meminta Gavin Williamson untuk meninggalkan pemerintahan setelah kehilangan kepercayaan pada kemampuannya untuk melayani dalam perannya sebagai Menteri Pertahanan dan sebagai anggota kabinet," kata seorang juru bicara Downing Street sebagaimana dikutip ChannelNewsAsiacom, Kamis (2/5/2019).
Dalam sepucuk surat kepada Williamson disebutkan bahwa hasil penyelidikan "memberikan bukti kuat yang menunjukkan tanggung jawab Anda atas pembocoran rahasia" dari hasil pertemuan Dewan Keamanan Nasional (NSC) pada 23 April 2019.
"Tidak ada versi terpercaya lainnya untuk menjelaskan bahwa kebocoran ini telah diidentifikasi. Ini adalah masalah yang sangat serius dan sangat mengecewakan," menurut surat itu.
Disebutkan juga bahwa Williamson tengah menghadapi kemungkinan penyelidikan kriminal.
"Kasus ini sekarang harus ditangani Polisi Metropolitan untuk penyelidikan kriminal menyeluruh terhadap pelanggaran Undang-Undang Rahasia Resmi," kata Pemimpin Partai Demokrat Liberal, Vince Cable.
Baca Juga
Dalam surat tanggapannya, Williamson mengakui kesalahan kementerian yang dipimpinnya dan meminta maaf atas kebocoran itu. Hanya saja dia secara pribadi mengaku tidak melakukannya.
"Saya dengan keras menyangkal bahwa saya dengan cara apa pun terlibat dalam kebocoran ini dan saya yakin bahwa penyelidikan yang menyeluruh dan formal akan membenarkan posisi saya,” ujarnya.
Dia mengungkapkan bahwa May telah memberinya kesempatan untuk mengundurkan diri, tetapi menolaknya kalau hal itu merupakan bentuk pengakuan atas kesalahannya.
Downing Street kemudian mengumumkan bahwa Penny Mordaunt, Menteri Urusan Perempuan dan Kesetaraan, akan menggantikan Williamson.
Dia menjadi menteri pertahanan wanita pertama di Inggris sambil melanjutkan perannya saat ini.