Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Iran Hassan Rouhani menegaskan, Rabu (1/5/2019), Teheran akan terus menjual minyaknya kendati ada sanksi Amerika Serikat. Menurutnya, kebijakan Washington untuk menekan Iran akan gagal dalam implementasinya.
Dilansir dari Reuters, dia menyebut keputusan AS untuk mencoba mengurangi ekspor minyak Iran hingga ke level nol merupakan kebijakan tak berdasar. Selain itu, dia mengatakan, kekuatan Amerika tidak sebanyak yang mereka katakan.
Pada 22 April lalu, AS menunutut para pembeli minyak Iran untuk menghentikan pembelian pada 1 Mei atau menghadapi sanksi. Hal tersebut mengakhiri 6 bulan pengabaian yang memungkinkan delapan pelanggan terbesar Iran, kebanyakan dari mereka di Asia, untuk mengimpor meski dalam volume terbatas.
Menteri Perminyakan Iran Bijan Zanganeh mengatakan, setiap negara yang menggunakan minyak sebagai senjata dapat menyebabkan jatuhnya kelompok produsen minyak OPEC.
"Mereka yang menggunakan minyak sebagai senjata terhadap dua anggota pendiri OPEC [Iran dan Venezuela] mengganggu persatuan OPEC dan menciptakan kematian dan kehancuran OPEC dan tanggung jawab untuk itu bersama mereka," kata Zanganeh dalam sebuah pidato pada konferensi minyak dan gas di Teheran.
Harga minyak mencapai level tertinggi sejak November dalam beberapa hari terakhir setelah Washington mencabut keringanan sanksi bagi Iran. Hal itu menekan importir untuk berhenti membeli dari Teheran dan semakin memperketat pasokan global.