Bisnis.com, JAKARTA – Perdana Menteri Inggris Theresa May mengatakan akan meminta Uni Eropa (UE) untuk menunda Brexit lagi untuk menghindari Inggris tersingkir dari blok tersebut pada pekan depan.
Sikap May tersebut diyakini menandakan bahwa dia dapat menerima hubungan yang lebih dekat dengan Eropa untuk memecahkan kebuntuan politik selama berbulan-bulan.
Setelah lebih dari tujuh jam perundingan dengan para menterinya, May mengatakan akan meminta penundaan "sesingkat mungkin hingga membuat kesepakatan" melalui parlemen Inggris.
Dalam sebuah langkah yang membuat sayap pendukung Brexit dari kalangan Partai Konservatif Brexit, dia menawarkan diri untuk bekerjasama dengan pemimpin oposisi utama Partai Buruh, Jeremy Corbyn, yang mendukung hubungan lebih dekat dengan Uni Eropa.
"Ini adalah momen yang menentukan dalam kisah negara kepulauan ini dan hal itu membutuhkan persatuan nasional untuk mengutamakan kepentingan nasional, " kata May dalam pidato yang disiarkan televisi sebagaimana dikutip ChannelNewsAsia.com, Rabu (3/4/2019).
Brussels telah menetapkan Inggris batas waktu 12 April sebagai batas waktu Brexit yang telah disepakati dengan Mei empat bulan lalu dengan menyelesaikan kesepakatan alternatif atau memisahkan diri dari UE tanpa kesepakatan.
Baca Juga
Pada kenyataannya, batas waktu kini kian dekat karena Uni Eropa berencana mengadakan KTT para pemimpin pada 10 April mendatang.
Presiden Uni Eropa Donald Tusk menanggapi dengan hati-hati pernyataan May, dengan mengatakan: "Bahkan, setelah hari ini, kita tidak tahu apa hasil akhirnya, mari kita bersabar."