Bisnis.com, JAKARTA - Posisi tidak tetap dalam Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa dipastikan menjadi salah satu fokus politik luar negeri Indonesia.
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengungkapkan terdapat sejumlah isu yang akan menjadi perhatian Indonesia selain empat prioritas kebijakan luar negeri yang diusung pada 2018.
"Isu terkait pemeliharaan perdamaian, pemberantasan terorisme, sinergi antara organisasi kawasan dan PBB, serta Palestina, akan menjadi prioritas Indonesia," kata Retno saat menyampaikan Pernyataan Pers Tahunan Menteri di hadapan para duta besar negara sahabat di Jakarta, Rabu (9/1/2019).
Retno menjelaskan Indonesia berpandangan bahwa peran kawasan dalam menopang perdamaian harus diperkuat mengingat posisi keamanan kawasan merupakan tulang punggung perdamaian dunia.
"Indonesia akan terus bekerja untuk memperkuat arsitektur kawasan Indo-Pasifik," tegas Retno.
Menlu Retno juga mengungkapkan dunia masih akan menghadapi instabilitas pada 2019 jika perang dagang terus berlanjut. Nilai-nilai multilateralisme yang semakin ditinggalkan, lanjutnya, akan membuat kondisi dunia semakin mengkhawatirkan.
Baca Juga
Ia menilai dunia memerlukan kepemimpinan bersama untuk membawa kondisi yang lebih baik. Kebijakan 'me first', sambungnya, hanya akan membuat dunia semakin terbelah. Untuk itu kerja sama dan kolaborasi harus ditegakkan dan semangat multilateralisme harus dikedepankan.
"Bagi Indonesia pilihannya adalah jelas dan tegas, kerja sama adalah pilihan yang lebih baik, 'win-win' lebih baik daripada 'zero-sum'. Indonesia dengan negara sehaluan akan bekerja sama untuk menjaga kepemimpinan bersama," tegas Retno.