Bisnis.com, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo akan membagikan pengalaman Indonesia dalam menangani kasus anak pada forum tahunan UNICEF, Juli 2017.
Presiden hari ini, Senin (27/2/2017) menerima kunjungan Marta Santos Pais, Wakil Khusus Sekretaris Jenderal PBB untuk Kekerasan terhadap Anak di Istana Negara.
Menteri Pendikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy dan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise turut mendampingi Presiden.
Yohana mengatakan dalam pertemuan tersebut, Marta Santos meminta Presiden Joko Widodo untuk hadir pada rapat tahunan PBB, Juli tahun ini.
"Di sana Presiden bisa menceritakan pengalaman yang sudah dibuat oleh Indonesia untuk menangani kasus-kasus anak, termasuk menurunkan kekerasan anak di negara kita. Jadi, nanti akan hadir," katanya, Senin (27/2/2017).
Presiden akan membagikan strategi nasional dalam mencegah dan menghapus kekerasan terhadap anak. Model ini akan dibagi ke negara-negara lain.
Indonesia telah menyatakan komitmen untuk bergabung dengan Global Partnership untuk Mengakhiri Kekerasan terhadap Anak sebagai negara perintis. Global Partnership dirancang untuk menjadi sumber teknis dan keuangan untuk implementasi strategi nasional untuk mengakhiri kekerasan terhadap anak dan memberikan forum untuk berbagi ide dan belajar dari satu sama lain. Selain Indonesia, Global Partnership mencakup Meksiko, Tanzania, dan Swedia.
"Kalau sudah masuk ke dalam Global Partnership ini, maka Indonesia dan empat negara ini menjawab permasalahan yang dihadapi anak2. Jadi child protection ini sudah bisa karena Indonesia terlibat dalam melindungi anak2 secara global.
Menurut Yohana, Marta Santos sangat menghargai usaha Presiden untuk melindungi anak-anak, seperti yang telah dibuat Bappenas dan kementerian terkait.
"Mereka menggunakan itu menjadi model yang akan menginspirasi negara-negara lain untuk mengikuti model kita," ujarnya.