Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Presiden Jokowi Dikabarkan Tunjuk Badrodin Haiti sebagai Plt Kapolri

Wakapolri Badrodin Haiti dikabaran segera dilantik Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi Pelaksana Tugas Kapolri menggantikan Jenderal Sutarman.

Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) dikabarkan telah menunjuk Wakapolri Badrodin Haiti menjadi Pelaksana Tugas Kapolri menggantikan Jenderal Sutarman.

Penggantian ini disebutkan sebagai jalan tengah setelah Komjen Pol. Budi Gunawan yang sudah disetujui oleh DPR untuk menjadi Kapolri, terkendala untuk menduduki kursi orang nomor satu di Trunojoyo karena tersandung status tersangka oleh KPK.

BACA JUGA: JOKOWI LANTIK BUDI GUNAWAN JADI KAPOLRI? Ini Para Jenderal Pesaing BG

Selain menunjuk Badrodin sebagai Plt Kapolri, Presiden disebutkan juga menunjuk Irjen Budi Waseso sebagai Kabareskrim menggantikan Suhardi Alius yang dipindahkan ke Lemhanas.

Presiden Jokowi memang berada dalam posisi sulit terkait dengan kisruh calon Kapolri. Kepala Negara kemarin melakukan pertemuan dengan pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Namun tidak ada penjelasan tentang hasil pertemuan tersebut.

Selain itu, Jokowi juga bertemu dengan beberapa petinggi partai politik pendukunnhya pada Pemilihan Presiden 2014 yakni Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri dan Ketua Umum Partai Nasional Demokrat (Nasdem) Surya Paloh membahas tentang calon Kapolri.

Kemarin, KPK meminta Komisi Kepolisian Nasional menjelaskan alasan pemberhentian Jenderal Polisi Sutarman sebagai kepala Kepolisian Indonesia. Sutarman masih memiliki masa dinas aktif sampai Oktober ini.

"Saya menjadi anggota Kompolnas selama enam tahun, dan saat ini perlu ada yang diklarifikasi. Kita perlu tahu apa pertimbangan Kompolnas (mengapa) memberhentikan kepala Kepolisian Indonesia sekarang. Ini perlu penjelasan, ini jadi penting, jangan sampai jadi preseden buruk," kata Wakil Ketua KPK, Adnan Pandu Praja, di Gedung KPK, Jakarta, Kamis (15/1/2015), seperti dilansir Antara.

Pernyataan itu diungkapkan Adnan, saat menerima Relawan Salam 2 Jari yang datang ke KPK untuk memberikan dukungan sekaligus meminta agar Presiden Jokowi membatalkan pencalonan Budi Gunawan menggantikan Sutarman.

Sutarman baru akan memasuki masa pensiun pada Oktober 2015, namun Presien Jokowi mengajukan Budi Gunawan sebagai pengganti Sutarman kepada DPR pada Jumat (9/1), tanpa meminta penelusuran rekam jejak kepada KPK dan Pusat Pelaporan Analisis dan Transaksi Keuangan (PPATK).

"KPK sering kali dijadikan bahan kampanye calon presiden, semua calon presiden mengatakan mendukung KPK. Jokowi menandatangani komitmen," ungkap Adnan.

Komitmen antikorupsi yang dimaksud Adnan adalah Buku Putih 8 Agenda Pemberantasan Korupsi sebagai komitmen yang ditandangani Jokowi dan Jusuf Kalla serta Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa saat datang ke KPK saat masa kampanye pemilihan presiden.

Di dalam komitemen antikorupsi itu setidaknya memuat: (1) Menolak dan melaporkan segala gratifikasi, (2) Menolak upaya pelemahan KPK, (3) Mematuhi konvensi Unit Gratifikasi, (4) Melakukan Tes Integritas Komitmen, (5) Tidak memberi ruang keluarga akses dana, (6) Tidak melakukan nepotisme dan kolusi.

"Ini tandatangan berarti terikat. Apa persepsi mengenai tanda tangan? Kalau dilanggar bisa lihat akan bagaimana pemerintahan ini," tambah Adnan.

Komisioner lain KPK, Zulkarnaen, menyatakan, kasus Budi Gunawan merupakan bentuk praktik suap dan penerimaan gratifikasi di kalangan pejabat negara.

"Rekening gendut menjadi kasus perkara suap-menyuap dan gratifikasi. Ini harus kita selesaikan secara baik tapi membutuhkan dukungan," ungkap Zulkarnaen.

KPK, menurut Zulkarnaen sedang menyatukan berbagai dokumen, surat, surat elektroni maupun keterangan ahli menjadi bukti yang kuat dan meyakinkan.

"Ini yang butuh waktu panjang. Ini tantangan cukup besar, kami perlukan untuk selesaikan kasus-kasus ini," tambah Zulkarnaen.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi
Sumber : Antara/berbagai sumber
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper