Bisnis.com, JAKARTA—“Kalau presiden boleh menjabat lebih dari dua periode, saya yakin SBY akan terpilih lagi pada Pilpres 2014. Alasannya sederhana, hingga kini belum muncul tokoh nasional yang mumpuni seperti dia.”
Kutipan tersebut merupakan pernyataan dari Wakil Ketua Fraksi Demokrat Sutan Bhatoegana melihat begitu sulitnya mencari pengganti Susilo Bambang Yudhoyono sebagai presiden yang akan berakhir masa jabatan keduanya pada 2014.
Purnawirawan Jenderal bintang empat itu merupakan presiden ke-6 RI yang menjabat sejak 20 Oktober 2004. SBY bersama Wapres Jusuf Kalla terpilih dalam pilpres 2004.
Pria bertubuh tegab ini berhasil melanjutkan pemerintahannya untuk periode kedua dengan kembali memenangkan pilpres 2009. Namun wapresnya kali ini adalah Boediono
Dengan demikian, sejak era reformasi bergulir, pria yang lahir di Pacitan pada 9 September 1949 ini merupakan Presiden Indonesia pertama yang menyelesaikan masa kepresidenan selama 5 tahun dan berhasil terpilih kembali untuk periode kedua.
Kenapa SBY begitu fenomenal? Salah satu karakter yang mengorbitkan namanya adalah sikapnya yang kontroversial. Hal ini telah terbukti tidak saja di lingkungan Partai Demokrat, yang menjadi kendaraan politiknya, tetapi juga di pemerintahan selaku presiden/kepala negara.
Masih terngiang dalam ingatan kader Partai Demokrat bahwa SBY telah mengambil tindakan kontroversial dengan menerima jabatan ketua umum partai belambang segi tiga mercy itu menggantikan Anas Urbaningrum.
Padahal, dia telah mewanti-wanti bawahannya di pemerintahan bahwa pejabat negara yang berasal dari partai politik harus menanggalkan jabatan rangkap. “Tujuannya agar pelayanan tugas pemerintahan tidak terganggu.”
Kritikan pun bermunculan terhadap keputusan SBY tadi. Namun upayah 'menjilat ludah' yang dilakukan SBY justeru membuahkan hasil positif.
Hujatan reda dengan sendirinya setelah Ketua Umum Partai Demokrat ini membuktikan bahwa langkah kontroversial tadi telah berhasil mempersatukan Partai Demokrat dari ancaman perpecahan.
Langkah kontroversial lain yang mengorbitkan nama SBY adalah sebagai presiden dia menerima penghargaan World Statesman Award dari Appeal of Conscience Foundation (ACF) soal toleransi bergama. Padahal, Kelompok Solidaritas Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (KSKBB) menolak dengan keras upaya tersebut.
KSKBB menilai selama ini SBY berlaku pasif dalam menyelesaikan beragam kasus kekerasan yang dialami kaum minoritas. Bahkan, SBY dianggap membiarkan kasus kasus intoleran berkembang selama kepemimpinannya, sehingga tidak berhak menerima penghargaan sebagai tokoh toleransi beragama tingkat internasional.
Lalu apa kata SBY? Menurutnya, ACF memberikan pengharggaan dalam kapasitasnya sebagai Presiden RI, bukan sebagai SBY pribadi. Dia mengaku telah mendengar dan mengetahui adanya kalangan yang tidak setuju dan menyampaikan protes atas penghargaan ACF.
"Saya menghormati, saya menghargai pandangan seperti itu. Sebagaimana saya juga menghormati dan menghargai pandangan-pandangan yang berbeda dari tokoh-tokoh masyarakat kita dan dari rakyat Indonesia," ujarnya di Bandar Udara Halim Perdanakusuma Jakarta Senin, (27/5/ 2013) saat akan bertolak menerima penghargaan tersebut di New York.
Melihat sepak terjang SBY tadi, dapat ditarik keseimpulan bahwa langkah kontroversial tidak selamanya berbuah negatif. Buah positif juga bisa muncul berupa harumnya nama dan jabatan. Namun publik melihat kiprah SBY makin memble karena lebih memperhatikan pencitraan ketimbang pekerjaan.
Siapa lagi politisi paling kontroversial pilihan Bisnis.com?
Luthfi Hasan di Antara Kasus Sapi dan Perempuan